Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Membaca Manuver Koalisi Perubahan: Antara Deklarasi Demokrat dan Putusan Cawapres Anies Baswedan

        Membaca Manuver Koalisi Perubahan: Antara Deklarasi Demokrat dan Putusan Cawapres Anies Baswedan Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Usai deklarasi dari Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kini tinggal Partai Demokrat yang belum secara resmi mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Baswedan, sebagai calon presiden.

        Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin, menilai, Demokrat masih menunggu momentum tepat untuk mendeklarasikan Anies Baswedan. Sebab, saat pertemuan dengan Surya Paloh di markas Demokrat beberapa hari lalu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan bakal menggerakkan mesin partai demi kemenangan Koalisi Perubahan.

        Baca Juga: Anas Urbaningrum Bebas dari Penjara, Siapkan Langkah Comeback ke Politik Hingga Balas Dendam ke Demokrat

        Namun, deklarasi Anies Baswedan yang berbarengan dengan cawapres pendamping nampaknya tidak akan diumumkan secara bersamaan.

        "Saya melihatnya bisa jadi cawapresnya dikosongkan dulu agar tidak dibaca oleh lawan. Biar bisa jadi misteri, biar bisa jadi rahasia dulu, biar tidak dibaca langkah-langkah politik Koalisi Perubahan itu," jelasnya saat dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (27/2/2023).

        Menurut Ujang, apabila nama cawapres diumumkan bersamaan dengan deklarasi Partai Demokrat terhadap Anies Baswedan bisa menjadi kelemahan yang dimanfaatkan oleh lawan politik. Terlebih jika nantinya Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, yang diumumkan menjadi pendamping Anies.

        "Kalau nama cawapresnya langsung muncul dipaketkan Anies-AHY akan di-bully, akan dihabisi juga oleh relawan lawan politik. Kemungkinan besar tidak dulu diumumkan cawapresnya untuk menghindari terbacanya strategi politik Koalisi Perubahan," ujarnya.

        Lebih lanjut, Dosen Universitas Al-Azhar Indonesia itu menilai bahwa peluang AHY mendampingi Anies Baswedan masih memerlukan perbincangan mendalam dengan PKS sebagai salah satu partai pengusung. Pasalnya, jika pertemuan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, dengan AHY di markas Demokrat dijadikan acuan AHY mendampingi Anies dinilai belum sah karena tidak melibatkan PKS.

        Baca Juga: Perebutan Kursinya Jokowi Makin Tegang, Elite AHY Mulai Soroti Duet Anies Baswedan: Ingat, Sesuai Konsensus...

        "Pertemuan Surya Paloh dengan AHY waktu lalu belum dengan PKS. Jadi kalau cawapresnya AHY, belum mengerucut juga. Kalau sudah tiga partai bertemu, baru ada arah seperti itu. Kalau masih dua arah antara Surya Paloh dengan AHY, NasDem dengan Demokrat saya kira masih belum cawapresnya mengarah ke AHY," tandas Ujang.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: