Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ketua PBNU Bilang yang Pakai Politik Identitas itu Penipu, Ada yang Tersinggung?

        Ketua PBNU Bilang yang Pakai Politik Identitas itu Penipu, Ada yang Tersinggung? Kredit Foto: Muhamad Ihsan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menyebut aktor politik yang kerap memainkan politik identitas dalam kontestasi pemilu sebagai penipu.

        Menurutnya, politik identitas hanyalah alat untuk menutupi kekurangan kompetitor

        "Politikus yang pake identitas sebagai alat politiknya itu penipu,” ujar Yahya, saat menerima kunjungan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) RI di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2023).

        Aktor politik yang memainkan politik identitas, menurut Yahya tidak memiliki keberanian atau gagasan yang layak diberikan pada publik.

        Baca Juga: Grace PSI Ribut Sendiri Soal Agama di Kasus David, Berujung Dirujak Netizen: Katanya Nolak Politik Identitas, Eh Ternyata...

        “Mereka menipu pemilih dengan artikulasi identitas,” ujarnya dikutip laman nu.or.id.

        Menurutnya, politik identitas adalah memustahilkan musyawarah mufakat, yang dapat merugikan bangsa.

        "Politik identitas akan menimbulkan perpecahan, akan memustahilkan musyawarah mufakat, sementara kompetisi politik ke depan itu bersifat absolut dan rasional gak mungkin ada negosiasi dan gak mungkin ada kompromi karena pertaruhannya institusi,” ucapnya.

        Untuk memeranginya, terang dia, Bawaslu RI bertanggungjawab menyiapkan narasi-narasi yang memuat visi kebangsaan yang paling mendasar, yakni Pancasila (Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan)

        "Nanti itu orang akan berebut narasi, bahkan sekarang saja sudah mulai. Jadi, narasinya harus jelas. Dan dari narasi itu harus ada jabaran tagline atau kata kunci untuk diseminasi sehingga masyarakat tidak terpengaruh oleh noice (percakapan kosong) yang dibangun masyarakat,” terang dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: