Negara Terpadat di Afrika Punya Presiden Baru, Bola Tinubu Bakal Pimpin Nigeria
Bola Tinubu dari partai berkuasa di Nigeria pada Rabu (1/3/2023) dinyatakan sebagai presiden terpilih dari negara dengan populasi terpadat di Afrika itu, setelah pemilihan akhir pekan yang penuh perdebatan.
Tinubu, mantan gubernur negara bagian Lagos, akan mengambil alih kepemimpinan negara yang sedang bergulat dengan banyak masalah, lapor Reuters.
Baca Juga: Negara Batasi Penarikan Tunai ATM, Premi Bitcoin Capai 60% di Nigeria
Masalah itu meliputi pemberontakan Islamis di timur laut, serangan bersenjata, pembunuhan dan penculikan, konflik antara penggembala ternak dan petani, kelangkaan uang tunai, bahan bakar dan listrik, dan korupsi yang terus menerus yang menurut para penentangnya gagal diberantas oleh partai Buhari, meskipun partai tersebut telah berjanji untuk memberantasnya.
Komisi Pemilihan Umum Nasional Independen (INEC) mengatakan bahwa Tinubu meraih 8,79 juta suara, mengungguli penantang utama oposisi Atiku Abubakar yang meraih 6,98 juta suara. Peter Obi, orang luar yang populer di kalangan pemilih muda, mengumpulkan 6,1 juta suara.
Undang-undang pemilihan umum Nigeria mengatakan bahwa seorang kandidat dapat menang dengan memperoleh lebih banyak suara daripada saingan mereka, asalkan mereka mendapatkan 25% suara di setidaknya dua pertiga dari 36 negara bagian dan ibukota negara bagian Abuja, seperti yang diperoleh Tinubu.
Partai-partai oposisi menolak hasil tersebut sebagai hasil dari proses yang cacat, yang mengalami beberapa kesulitan teknis karena pengenalan teknologi baru oleh INEC, dan pada Selasa (28/2/2023) meminta ketuanya, Mahmood Yakubu, untuk mengundurkan diri.
Tinubu meminta para pemilih untuk memilihnya berdasarkan rekam jejaknya selama dua periode sebagai gubernur negara bagian Lagos pada pergantian abad, di mana ia mengurangi kejahatan dengan kekerasan, memperbaiki kemacetan lalu lintas kota, dan membersihkan sampah.
Namun, pria berusia 70 tahun ini terkadang terlihat lemah di depan umum, berbicara cadel dan menjawab pertanyaan dengan kata-kata hampa, serta melewatkan beberapa acara kampanye, membuat beberapa orang meragukan efektivitasnya.
Kampanye Obi menarik perhatian kaum muda dan pemilih perkotaan yang lebih berpendidikan yang muak dengan politik korup di masa lalu, dua partai yang telah mewakilinya sejak berakhirnya kekuasaan militer pada tahun 1999 dan orang-orang tua yang cenderung mendominasi mereka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: