Menjelang panen raya, Pemerintah memutuskan untuk mengimpor beras melalui Bulog untuk menjaga pasokan beras di dalam negeri. Keputusan ini sempat menuai kritik. Namun, ekonom senior Faisal Basri berpendapat kebijakan impor beras kali ini berdasarkan kondisi yang terukur.
Dalam dialog bertajuk "Jelang Panen Raya, Impor Beras Meroket, Ada Apa?" yang disiarkan di YouTube tvOneNews, Faisal menjelasknan perbandingan kondisi impor beras saat ini dengan Maret 2021.
Pada Maret 2021, keputusan Pemerintah untuk mengimpor beras sebanyak 1 juta ton tidak dilandasi alasan yang mumpuni. Sebab, saat itu harga beras dalam negeri terbilang stabil.
Baca Juga: Jokowi Mau Impor Beras Menjelang Panen Raya, Pengamat: 'Mesin Pembunuh' yang Efektif!
Sementara saat ini, kenaikan harga beras telah terlihat sejak Juli 2022. Puncak tertinggi harga beras terjadi pada Desember 2022 yang menyentuh kisaran Rp14.000 per kilo.
Terlebih, kini terlihat adanya tanda-tanda pasokan beras di Bulog yang menipis.
"Menteri Pertanian meyakinkan bahwa segala sesuatunya beres, tapi Bulog turun ke lapangan tidak ada barangnya. Oleh karena itu, tidak ada cara lain, dilakukanlah impor," kata Faisal, dikutip Rabu (1/3/2023).
BPS mencatat rata-rata impor pada periode Januari-November 2022 mencapai 30 ribu ton. Sementara di Desember jumlahnya mencapai 103 ribu ton.
"Jadi, impornya dilakukan secara terukur. Kemudian dilakukan di Januari impornya lebih banyak dan akhirnya Februari, karena Maret rencananya tidak ada impor lagi," ungkap Faisal. "Jadi, totalnya sekitar 500 ribu ton, menurut saya sangat bisa ditoleransikan."
Faisal juga mengungkapkan bagaimana pemerintah mampu memisahkan harga jual beras di pasar dalam negeri dan pasar internasional. Jadi, meski harga internasional naik, namun harga dalam negeri tetap stabil.
"Jadi, saya apresiasi ya pemerintah," tuturnya.
Meski begitu, ia meminta Bulog untuk terus memastikan pasokan beras di dalam negeri. Dalam hal ini, Bulog memiliki peranan penting terkait pasokan beras, terutama menjelang panen raya.
"Tinggal kesiapan Bulog. Saya pikir Maret nanti atau Februari ini perkiraannya harga sudah stabil," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: