Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Efek Tetap Mesra Walau Berseberangan Sama Kubu Anies, Prabowo Untung Habis: Lihat Kemenangan SBY dan Jokowi...

        Efek Tetap Mesra Walau Berseberangan Sama Kubu Anies, Prabowo Untung Habis: Lihat Kemenangan SBY dan Jokowi... Kredit Foto: 2Indos
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat dan Direktur Eksekutif 2Indos Arfino Bijuangsa apresiasi pertemuan kedua elit politik negeri yakni Prabowo Subianto dan Surya Paloh.

        Bagi Arfino, keduanya telah memberikan nuansa politik yang damai, meskipun, dalam pertemuan itu, keduanya justru memutuskan mengusung calon presiden yang berbeda.

        Baca Juga: Dokter Tifa Kasihan Sama Anies yang Dituduh Ambil Mobil Dinas Gubernur DKI: Fitnah Bisa Bikin Dia Beneran Jadi Presiden Lho...

        "Jika Prabowo bisa menunjukkan nuansa damai dan selalu bisa memberikan rasa kesejukan dalam berpolitiknya, bisa-bisa ia akan terpilih jadi Presiden Indonesia dalam Pemilu 2024 mendatang," kata Arfino.

        Hal ini, kata Arfino, berdasarkan psikologi politik masyarakat Indonesia yang selalu bersimpati terhadap tokoh yang bisa memberikan rasa aman, damai dan belas kasih.

        "Psikologi politik masyarakat Indonesia itu begitu, pemilih rata-rata berdasarkan emosionalnya," paparnya.

        "Tingkatan tertinggi dalam hal keterpilihan oleh masyarakat itu adalah simpati, rasa iba dan belas kasih, kalau citra seorang tokoh sudah sampai ke level rasa iba ditengah-tengah masyarakat maka dapat dipastikan tokoh tersebut tidak bisa dihentikan," tambah Fino.

        Baca Juga: Prabowo Subianto Terima Kunjungan Tony Blair, Pengamat: Di 2014, Jokowi Juga Didukung Blair

        Fino menggambarkan bagaimana citra yang lahir dari SBY ketika maju menjadi presiden di tahun 2004. Ada rasa simpati yang muncul kepada SBY karena dipecat jadi menteri sehingga citra itulah yang menjadi faktor utama sehingga beliau dipercaya menjadi presiden 2004.

        Hal serupa juga terjadi dipemilu 2014 oleh Jokowi, dengan citra wong cilik, dekat dengan rakyat, lahir dari bawah atau rakyat, suka masuk gorong-gorong, tidak kaku dan lain sebagainya.

        Baca Juga: Jubir Partai Garuda Apresiasi Langkah Jokowi yang Selalu Utamakan Banding daripada Kedepankan Kekuasaan

        Demikian halnya bisa juga terjadi pada Prabowo Subianto, beberapa kali gagal dalam pemilihan presiden, Ditambah dengan sikap kesatria dan sikap negarawan sejati yang ditujukan oleh Prabowo pasca pilpres 2019, yang memilih mempersatukan, daripada menanamkan permusuhan mendalam kepada bangsa ini

        Baca Juga: Anies Baswedan Ungkap Pertumbuhan Ekonomi di Zaman Jokowi Asal Tumbuh, Langsung ‘Ditampar’ Data Zaman SBY

        "Dengan politik damai Prabowo, ini bisa menjadikan tokoh publik yang dicintai rakyat," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: