Luhut Binsar Pandjaitan Anti Sama OTT KPK, Panda Nababan Ungkap Sosok Menteri Jokowi yang Hobi Tutupi Korupsi

Luhut Binsar Pandjaitan Anti Sama OTT KPK, Panda Nababan Ungkap Sosok Menteri Jokowi yang Hobi Tutupi Korupsi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan pernah menggegerkan masyarakat dengan pernyataannya yang mengatakan Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK tidak bagus jika sering dilakukan. 

Pernyataan ini mencuat lagi kala Politisi senior Panda Nababan baru-baru ini mengungkap adanya sosok menteri di kabinet Presiden Jokowi yang sengaja menutupi tindakan korupsi. 

“Itu orang, malah ada pembantunya mengatakan ‘Janganlah keseringan OTT’. Jadi aku sendiri punya pengalaman, tanpa aku menyebut siapa, pembantu terdekatnya presiden lah,” katanya dalam Podcast Total Politik (14/3/23).

Baca Juga: Kritik Rocky Gerung Sangat Serius: Negara Tidak Memperhatikan Fakir Miskin, Koruptor Dipelihara!

“Saya kasih tahu ke dia, beritahukan kepada Presiden Jokowi ada menteri yang saya tahu tinggal kita jebak, kita kasih KPK, dia tinggal menerima uang ini di momen yang tepat,” tambahnya. 

“Orang yang berurusan dengan Menteri ini cerita ke saya, sudah diatur tepatnya di mana mau menyerahkan (uang) doang,” ungkapnya.

“Tahu pembantu Presiden itu ngomong ke saya? ‘Udahlah bang itu kan setoran dia buat ketua partainya, paling juga 10-20 miliar aja’ kata si pembantu dekatnya Jokowi ini,” jelasnya. 

Salah satu host Total Politik, Rudi Adiputro kemudian bertanya kepada Panda mengenai cara yang diterapkan Luhut untuk memberantas korupsi.

Baca Juga: Dukung Sistem Pemerintahan Transparan, Mendagri Tegaskan Penerapan SIPD untuk Cegah Korupsi

“Nah kalau waktu itu Pak Luhut juga mengatakan caranya gimana kita mencegah korupsi ini ya, kalau bisa jangan OTT, gak usah OTT gitu lah. Memang kau kalau mau suci, kalau mau bersih, di surga aja kau, gitu kata dia,” kata Rudi. 

“Kemudian Luhut mengatakan bahwa sistem yang harus dibangun, jadi makanya dia mau bangun katalog digitalisasi sistem,” tambahnya. 

Panda kemudian menjawab bahwa langkah Luhut terlalu idealis dan sok canggih. 

“Itu terlalu idealis, itu yang dilakukan oleh orang yang white collar, itu sophisticated, sok canggih lah. Kita kaitkan lah dulu dengan budaya, agama, dengan kultural kita,” tambahnya.

“Kalau aku bilang kata kuncinya keteladanan, mampu nggak terdengar berita misalnya Kapolri menolak, marah mau disuap. Atau ada Kapolda teladan, ada Jaksa tinggi yang dicintai masyarakat, atau Dirjen yang begitu dicintai,” jelasnya.

Baca Juga: Kelakuan Ayah Mario Dandy Kian Terang, Jokowi Disorot Tajam: Harusnya Rawat Fakir Miskin, Bukan Koruptor!

“Bukan sistem ini, digital lah apalah. Keteladanan, contoh, malu gitu lho. Tapi kenyataannya ini tidak, berlomba-lomba lah mewah, berlomba-lombalah kaya,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Bagikan Artikel: