Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Penolakan Terhadap Timnas Israel Adalah Bentuk Ketaatan Konstitusi: Sejak Zaman Soekarno...

        Penolakan Terhadap Timnas Israel Adalah Bentuk Ketaatan Konstitusi: Sejak Zaman Soekarno... Kredit Foto: MPR
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan, luasnya penolakan tim sepak bola Israel ke Indonesia dalam kegiatan Piala Dunia U-20 adalah bukti keinginan masyarakat untuk menaati konstitusi.

        Pasalnya, HNW menilai bahwa Israel merupakan negara penjajah atas Palestina saat ini. Sementara, sikap Indonesia, kata HNW, menolak segala bentuk penjajahan jelas termuat dalam Pembukaan UUD NKRI 1945 yang oleh MPR dinyatakan tidak dapat diubah lagi.

        Baca Juga: Enggan Bicara Soal Penolakannya pada Timnas Israel, Wayan Koster: Itu Sikap Pemerintah!

        "Hal itu telah menjadi sikap resmi Pemerintah Indonesia sejak zaman Presiden Soekarno hingga zaman Presiden Jokowi," kata HNW dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/3/2023).

        Dia menilai, penolakan atas rencana tim Israel U20 main di Indonesia, datang dari seluruh provinsi di mana kotanya direncanakan akan digunakan dalam penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia, yakni Bali, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, dan Jawa Timur. 

        "Penolakan-penolakan itu selain disuarakan oleh kelompok-kelompok masyarakat, juga disuarakan langsung oleh kepala daerahnya, seperti Gubernur Bali dan Gubernur Jateng, atau melalui pimpinan wakil rakyat daerah (DPRD) seperti di Jabar, Sumsel, DKI Jakarta, dan Jatim," ujarnya. 

        Dia mengatakan, penolakan juga datang dari para tokoh dan komponen masyarakat lebih luas, termasuk dari Ketua PP Muhammadiyah, mantan Ketua Umum PBNU, MUI, KNPI, Angkatan Muda Muhammadiyah bahkan komunitas olahraga/sepak bola, dan lain sebagainya. 

        Dia menyebut, beberapa partai politik berskala nasional juga telah menyuarakan penolakan tersebut. Dimulai dari PKS, lalu kemudian disusul oleh PDIP dan PPP yang merupakan partai pendukung pemerintah.

        HNW berharap agar Pemerintah dan Ketum PSSI sebagaimana saat kasus Kanjuruhan, dapat berkomunikasi dan mengartikulasikan penolakan ini kepada Presiden FIFA agar FIFA bisa memahami kondisi Indonesia/PSSI seperti dalam kasus Kanjuruhan, dan terutama agar FIFA berlaku sportif dan tidak diskriminatif.

        Pasalnya, warga sepak bola dunia sudah tahu bagaimana FIFA bisa mengakomodasi beberapa nilai yang dipegang oleh Qatar sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan Piala Dunia 2022 lalu. Misalnya, seperti pelarangan minuman keras di dalam stadion dan penolakan kampanye LGBT.

        "Nah posisi Indonesia terkait Israel juga memiliki kekhasan bahkan sudah menyejarah dan termaktub dalam konstitusi seperti sikap antipenjajahan Israel terhadap Palestina. Fakta Indonesia mempunyai Permenlu mo 3/2019 yang tidak membolehkan menerima negara penjajah Israel di tempat resmi, secara resmi, tidak boleh mengumandangkan lagu kebangsaan serta mengibarkan bendera Israel atau mengenakan atribut-atribut apapun terkait Israel," katanya.

        HNW juga menegaskan, jargon yang menyebut "Jangan Campuradukkan Politik dengan Olahraga/Sepak Bola" gugur dengan sendirinya melalui sikap FIFA yang mencoret Rusia dari perhelatan kualifikasi Piala Dunia 2022 di Qatar dengan alasan invansi Rusia atas Ukraina yang hanya baru 1 tahun.

        Hal itu juga bisa dijadikan basis argumentasi diplomatis oleh Indonesia agar FIFA konsisten dan tidak menerapkan standar ganda. Dia menegaskan, fakta tersebut semestinya bisa diberlakukan FIFA terhadap Israel.

        Baca Juga: Ribut-ribut Indonesia Tolak Timnas Israel, Argentina Colek FIFA: Kami Saja yang Jadi Tuan Rumah

        "Kesebelasannya karena Israel telah menginvansi Palestina sejak 1948 dan terus berlangsung hinggi kini, bahkan makin brutal pada beberapa tahun terakhir ini, yang menimbulkan banyak makin banyak korban kemanusiaan, termasuk pesepakbola-pesepakbola asal Palestina," tegasnya.

        HNW mengatakan apabila FIFA konsisten dan tidak menerapkan standar ganda, penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tersebut akan tetap dapat dilaksanakan secara bermartabat seperti saat FIFA menjatuhkan sanksi terhadap Rusia terkait Piala Dunia 2022.

        Karenanya, tanpa melibatkan tim sepak bola Rusia, prosesi piala dunia 2022 tetap bisa terselenggara dengan berkualitas dan sportif. Mestinya, tegas HNW, demikian juga terkait bila FIFA konsisten dengan sikapnya itu dan kemudian menggugurkan keikutsertaan kesebelasan Israel main di Indonesia. 

        Pasalnya, FIFA sejak sebelum menetapkan Indonesia sebagai tuan rumah, sudah mengetahui sikap Indonesia yang menolak Israel sebagaimana dicontohkan oleh sikap-sikap Presiden Soekarno. 

        "Oleh karenanya, dengan diplomasi yang efektif dari Ketum PSSI ke Presiden FIFA, Indonesia tidak dikenai sanksi, dan tetap menjadi tuan rumah final sepak bola piala dunia U20, tanpa kesertaan Israel. Dengan itu, FIFA tetap bisa melanjutkan drawing peserta final U20, tanpa keikutsertaan Israel," paparnya.

        Selanjutnya, HNW juga mengingatkan agar PSSI dan Pemerintah mempertimbangkan secara serius penolakan publik yang makin ekskalatif dan meluas ini, serta segera berkomunikasi dengan FIFA secara efektif dan bermartabat.

        Apalagi, FIFA juga bisa belajar dari IOC yang pernah menghukum Afrika Selatan selama dua puluh tahun dari kurun waktu 1964-1988 karena kejahatan kemanusiaan apartheid suatu kejahatan yang juga dilakukan oleh Israel terhadap Palestina. IOC juga pernah mencoret kesertaan Rhodesia hanya beberapa hari sebelum dimulainya Olimpiade Munich karena kejahatan yang terjadi di negaranya.

        "Oleh karena itu, berdasarkan fakta-fakta bahwa olahraga tak sepenuhnya bebas dari kaitan dengan hal lain termasuk politik sebagaimana dipertontonkan oleh FIFA, UEFA dan IOC, dan adanya nilai-nilai menyejarah di bangsa Indonesia yang menolak penjajahan Israel," katanya.

        Baca Juga: Israel Jadi Penghalang Menyusahkan buat Timnas Indonesia Main di Piala Dunia, Simak Kisahnya

        "Maka agar perhelatan final U20 di Indonesia tanpa kesertaan Israel tetap dapat digelar, dan saya berharap dengan sangat agar semua warga Indonesia akan dengan sukarela membantu Indonesia dan PSSI agar sukses besar sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 bila tanpa keikutsertaan Israel, sebagaimana telah dilakukan warga Qatar dalam menyukseskan perhelatan Piala Dunia di Qatar hingga dapat mengharumkan nama Bangsa dan Negara," tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: