Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PDIP Berbagi Amplop Berisi Uang, Elite Megawati Disorot Tajam: Dua Pelanggaran Pemilu Telah Terjadi!

        PDIP Berbagi Amplop Berisi Uang, Elite Megawati Disorot Tajam: Dua Pelanggaran Pemilu Telah Terjadi! Kredit Foto: Instagram/Ray Rangkuti
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat politik Ray Rangkuti menyorot tajam manuver bagi-bagi amplop berisi uang yang dilakukan oleh PDI Perjuangan.

        Dirinya mengatakan setidaknya terdapat dua pelanggaran yang terlihat sudah terjadi dalam video viral terkait hal tersebut.

        Baca Juga: Hanya Tak Ingin Israel Menjajaki Indonesia, Umat Muslim Mendorong Jokowi Segera Melobi FIFA

        Pertama, adanya pembagian uang dalam amplop yang bertuliskan nama partai, gambar logo partai serta wajah pengurus partai yang bersangkutan.

        Sedangkan yang kedua, kegiatan tersebut dilakukan atau terjadi di dalam masjid, sebuah tempat yang seharusnya steril dari kegiatan kampanye. Oleh karenanya, tidak ada alasan kuat bagi Bawaslu untuk mengabaikan kasus tersebut. 

        "Dan dalam potongan video yang beredar, kegiatan bagi-bagi amplop tersebut di tengah acara ritual keagamaan tengah berlangsung. Dua hal ini, jelas merupakan jenis pelanggaran berat," jelas Ray.

        PDIP Jatim dan Sumenep juga sudah mengakui kegiatan tersebut. Artinya, sudah terdapat bukti yang perlu ditindaklanjuti oleh Bawaslu.

        Baca Juga: Masuk Apron Bandara Bukan Hedonisme Pejabat Era Jokowi, Pengakuan Sri Mulyani: Demi Memantau Anak Buah...

        "Maka lebih dari cukup dasar untuk mendesak Bawaslu Sumenep atau Jatim agar segera memeriksa kasus ini," tutur Ray.

        Said Abdullah sendiri juga mengakui kegiatan tersebut. Namun, dia menepis aktivitas tersebut sebagai kampanye apalagi melakukan politik uang. "Saya belum caleg," katanya.

        Baca Juga: Telak! Bukber Dilarang Tapi Konser Tak Pernah Dipermasalahkan, PKS Sebut Kebijakan Jokowi Tidak Bijaksana

        Ketua Banggar DPR itu merasa menjadi korban framing akun anonim yang menyebarkan potongan video. Dia mengaku menggelar aktivitas tersebut sebagai bentuk gotong royong dan pembagian zakat kepada kalangan yang membutuhkan.

        Said merasa menjadi korban framing lantaran kerap menjadin sasaran rutin dalam beberapa tahun terakhir. Padahal pembagian zakat dan sembako digelar di masjid miliknya dan telah menjadi tradisi untuk dilakukan sejak 2006 lalu.

        Baca Juga: Mahfud MD Buka Suara, Dilema Jokowi Melihat Nasib Sepak Bola Indonesia: Kita Tidak Terima Israel, tapi...

        "Jadi kalau itu money politic saya ini belum caleg. Kalau dilaporin ke Bawaslu, kampanye, perasaan juga belum. Jadi motifnya apa?" keluhnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: