Jadi Public Enemy Usai Tolak Israel dalam Piala Dunia U-20, Rocky Gerung Ungkap Ganjar Pranowo Sudah Kena Kutukan
Pengamat politik sekaligus akademisi, Rocky Gerung menyatakan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bagaikan orang yang sudah kena kutukan.
Pasalnya salah satu kader PDIP ini kerap kali diisukan akan maju sebagai calon presiden (capres) hingga banyak pula lembaga survei yang mengatakan elektabilitas Ganjar tinggi.
Sayangnya, semuanya seakan hancur sejak Ganjar menolak Tim Israel datang ke Indonesia.
Akibatnya, Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, padahal sudah disiapkan hampir 4 tahun lamanya.
“Ganjar sebetulnya udah selesai aja tuh, demikian juga proyek-proyek yang hendak diajukan sebagai andalan dari politik maksudnya oleh PDIP sudah selesai,” kata Rocky.
“Jadi sebetulnya bilang aja (Ganjar) saya memang nggak mau lagi ikut pemilu karena terus-menerus saya salah langkah, kan begitu kan,” tambahnya.
“Jadi ini semacam kutukan alam semesta yang datang pada Ganjar, bukan kesalahan Ganjar tapi Ganjar dipaksa untuk berpikir sesuai dengan pikiran PDIP. Supaya terkait lagi secara emosi dengan PDIP, padahal semacam itu kan yang jadi konyol,” jelasnya.
Ganjar diketahui mendapat sorotan setelah jadi salah satu tokoh yang menolak kedatangan Timnas Israel di Indonesia yang diduga berakibat pada pembatalan Piala Dunia U-20 di tanah air.
Kendati demikian, ia pun kini buka suara dan mengaku ikut kecewa akan keputusan tersebut.
Kendati begitu, Ganjar Pranowo tak ingin masalah ini terus berlarut dan membuat sedih pesepakbola tanah air. Ia pun memberikan semangat kepada Timnas Indonesia U-20 agar tidak patah semangat.
Menurutnya, kejadian ini bukanlah akhir dari segalanya. Pesepak bola akan tetap bisa berlaga di event yang lain untuk membuktikan kehebatannya.
“Harus tetap semangat terus, ini bukan kiamat,” ungkap Ganjar Pranowo seperti dikutip dari Twitter Metro_TV, Kamis (30/3/2023).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty