Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Buntut Batalnya Piala Dunia U-20, DPR Panggil Erick Thohir Besok: Kita Ingin Tahu...

        Buntut Batalnya Piala Dunia U-20, DPR Panggil Erick Thohir Besok: Kita Ingin Tahu... Kredit Foto: Andi Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Syaiful Huda, menyebut bahwa pihaknya akan menggelar rapat kerja bersama Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada Selasa, besok (4/4/2023).

        Pada rapat kerja besok, kata Huda, Komisi X akan mendalami informasi terakhir terkait negosiasi Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Doha beberapa waktu lalu.

        Baca Juga: Gagal 'Selamatkan' Indonesia Soal Piala Dunia U-20, Rocky Gerung Sarankan Erick Thohir Mundur dari Kursi Ketum PSSI: Mending Fokus Kampanye!

        Selain itu, dia juga ingin mengetahui capaian apa yang telah didapat dari hasil negosiasi bersama FIFA. Dalam hal ini, kata Huda, termasuk juga potensi sanksi yang diberikan FIFA.

        "Kami ingin dapat update terakhir dari Ketua Umum PSSI, apa yang kemarin sedang terjadi di Doha, capaian seperti apa, termasuk bagaimana langkah PSSI untuk mengantisipasi bayang-bayang sanksi FIFA," kata Huda saat ditemui wartawan di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (3/4/2023).

        Dia menilai, Indonesia tidak akan terhindar dari sanksi FIFA. Kendati demikian, dia berharap sanksi yang dikenakan FIFA tidak terlalu berat bagi Indonesia. "Feeling saya pasti kena, tapi tinggal ringan berat atau sedang. Itu yang sedang kita ingin dapatkan update dari Pak Erick Thohir," kata dia.

        Dia juga mengaku penasaran dengan surat yang diberikan Presiden FIFA kepada Presiden Joko Widodo. Pasalnya, hingga saat belum juga diketahui isi dari surat tersebut. "Termasuk apa sih isi surat itu. Surat balasan dari FIFA itu apa sih. Siapa tau mau buka forum rapat di Komisi X," tandasnya.

        Sebelumnya, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkap alasan dasar FIFA membatalkan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Berdasarkan penafsirannya, pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 menyangkut ihwal transformasi sepak bola Indonesia.

        "Pengertian saya justru terbalik, di situ kita bicara transformasi lagi. FIFA menyiapkan tim ya, menyiapkan tim untuk apa? Transformasi sepak bola," kata Erick seusai melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana, Jakarta, Jumat (31/3/2023).

        Kendati demikian, Erick tidak menyangkal bahwa transformasi sepak bola yang diminta FIFA juga berkaitan dengan insiden Kanjuruhan pada awal Oktober 2022 lalu. Menurutnya, saat insiden tersebut meletus, banyak isu yang disoroti dalam sepak bola Indonesia, salah satunya standarisasi fasilitas olahraga.

        Dia juga mengaku akan berkoordinasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, yang secara teknis ditugasi Jokowi untuk memenuhi standarisasi fasilitas olahraga.

        Baca Juga: Ketua PSSI: Ya FIFA Melihat ini sebuah Intervensi

        "Pak Basuki waktu itu sudah paparan dengan Bapak Presiden, sudah ada 22 stadium yang diaudit oleh Bapak Presiden, oleh pemerintah, oleh Bapak Presiden gitu. Nah di situ sudah ada, kondisinya yang ringan, yang berat. Nah ini harus distandarisasikan," paparnya.

        Sebagaimana diketahui, pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia diumumkan FIFA melalui siaran persnya di website resmi FIFA pada Rabu (29/3/23). Adapun redaksional pembatalan tersebut sebagai berikut:

        "Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden FIFA, Gianni Infantino, dan Presiden Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, FIFA telah memutuskan, karena keadaan saat ini, untuk menghapus Indonesia sebagai tuan rumah FIFA U-20 World Cup 2023."

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Hidayat
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: