Kebiasaan Israel di Ramadan Dibongkar, Akademisi Muslim Buka-bukaan Serangan...
Para akademisi Islam dan persatuan penulis yang berbasis di Turkiye mengutuk, pada Selasa (4/4/2023), penyerbuan Israel ke Masjid Al-Aqsa selama bulan suci Ramadhan, lapor Kantor Berita Anadolu.
"Kami mengutuk keras serangan terbaru Israel terhadap Masjid Al-Aqsa. Kami percaya bahwa serangan yang dilakukan pada 5 April 2023, selama bulan suci Ramadan, sekali lagi membenarkan definisi Israel sebagai 'negara teroris'," ujar Ketua Persatuan Aybir, Fatih Savasan, dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Alert! Ramadan Berdarah di Masjid Al-Aqsa, Tim Medis Ungkap Fakta Menyedihkan
"Dapat dipahami bahwa, dengan serangan seperti itu, yang menjadi kebiasaan Israel selama bulan Ramadan, tidak hanya mengintimidasi Muslim Palestina, tetapi juga bertujuan untuk menghina dan mencemarkan nama baik mereka dan semua Muslim di seluruh dunia," tambahnya.
Pernyataan tersebut mencatat bahwa di Wilayah Pendudukan, Israel terus melanggar semua jenis hak asasi manusia dengan tindakannya yang paling ekstrem.
"Meskipun menyedihkan bagi kemanusiaan bahwa tindakan pelanggaran hak asasi manusia ini tetap tidak dihukum untuk saat ini, hari itu pasti akan tiba ketika para pejabat tinggi negara Israel dan mereka yang melakukan pelanggaran ini di lapangan akan dimintai pertanggungjawaban," kata pernyataan itu.
Mereka juga mendesak negara-negara Islam untuk memulai investigasi kriminal terhadap mereka yang terlibat dalam aksi-aksi tersebut dan aksi-aksi serupa, dan bahwa semua organisasi non-pemerintah harus memulai proses peradilan dengan mengajukan permohonan kepada otoritas nasional dan internasional yang relevan.
Bagi umat Islam, Al-Aqsa merupakan tempat tersuci ketiga dalam Islam. Orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai Temple Mount, karena di sana terdapat dua kuil Yahudi pada zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, di mana Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Negara ini mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: