Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Menjadi Generasi Cerdas dan Bijak di Media Sosial

        Menjadi Generasi Cerdas dan Bijak di Media Sosial Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kalimantan dengan tema "Menjadi Generasi Cerdas dan Bijak di Media Sosial" pada Kamis (6/4/2023).

        Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Ketua STIKOSA AWS, Meithiana Indrasari; Dosen dan Writerpreneur Dian Ikha Pramayanti; serta Instruktur Yale Communication, Aldy Tri Wahyudi. 

        Baca Juga: Budaya Digital Harus Berlandaskan Nilai dan Tata Kesopanan Orang Indonesia

        Menurut survei We Are Social dan HootSuite pada awal 2023 sudah mencapai 212,9 juta pengguna atau 77 persen dari total populasi penduduk. Aktivitas pengguna internet salah satunya dihabiskan paling banyak di media sosial.

        "Di media sosial itu kita bisa berkolaborasi, membangun persahabatan dan menghasilkan cuan. Karena itu mari kita meningkatkan kecakapan digital, bisa cerdas, bijak menggunakan media sosial untuk hal-hal produktif dan positif," sebut Ketua STIKOSA AWS, Meithiana Indrasari, narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan, Kamis (6/4/2023).

        Lebih lanjut ia mengatakan, mengiringi teknologi yang perkembangannya cepat maka sebagian besar orang saat ini dituntut mempelajari aplikasi baru untuk mempermudah pekerjaan dan keseharian sehingga menjadi kebutuhan. Namun perkembangan ini juga membawa keresahan saat warganet Indonesia mendapatkan predikat paling tidak sopan se-Asia Tenggara. 

        Hal ini menurutnya menyedihkan, lantaran Indonesia yang terkenal dengan kultur budaya luar biasa sopan santun dan ramah tamah tetapi di ruang digital menjadi sangat berbeda. Dengan jumlah pengguna internet dua pertiga penduduk, pengetahuan dasar dalam menggunakan perangkat tentunya sudah bisa dipahami. 

        Namun selain penguasaan kecakapan digital, pengguna juga harus memahami etika yang disampaikan narasumber berikutnya, Dosen dan Writerpreneur Dian Ikha Pramayanti. Ia mengungkapkan terdapat latar belakang mengapa pengguna media digital harus menerapkan etika, yakni perbedaan kultural di mana internet membuat tak ada lagi batas geografis sehingga semua orang dari penjuru dunia bisa berada dilingkungan yang sama. 

        "Saya menekankan pada mahasiswa saya bahwa setidaknya media sosialnya harus memiliki rekam jejak digital yang positif maka tugas-tugas kuliah diupload di media sosial," papar Dian. 

        Sebab di media digital tidak terjadi komunikasi satu arah, pengguna di dalamnya perlu memahami etika digital yang ruang lingkupnya meliputi kesadaran, tanggung jawab, kejujuran, serta kebajikan. Etika digital ini menjadi perangkat untuk memandu perilaku yang tepat dalam interaksi dan hubungan komunikasi melalui media digital. 

        "Yang ditonjolkan di sini kita harus menggunakan bahasa sopan, menghormati, menghindari penggunaan kata-kata kasar, yang bisa mengindikasi penipuan, kontroversi," sambungnya lagi.

        Membahas mengenai keamanan digital, Instruktur Yale Communication, Aldy Tri Wahyudi mengatakan dalam menggunakan media sosial pengguna juga harus memahami tentang privasi dalam mengunggah konten. Hal-hal yang bersifat rahasia, seperti identitas pribadi, maupun informasi pribadi sebaiknya tidak dibagikan agar terhindar dari hal-hal negatif di internet. 

        "Pengguna juga bisa menggunakan fitur setting privasi di perangkatnya, juga di aplikasi seperti WhatsApp ada last seen dan apakah kita sedang aktif untuk memberi tahu sedang aktif atau tidak, termasuk foto profil diperlihatkan ke semua pengguna atau tidak," jelasnya. 

        Untuk menambah keamanan akun, platform seperti Facebook, Instagram, maupun WhatsApp juga menyediakan fitur 2 Faktor Autentikasi yang berguna untuk melindungi akun dari peretasan. Dengan menggunakan fitur tersebut, maka keamanan akun media sosial akan naik levelnya. 

        Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Website  event.literasidigital.id, atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan Youtube Literasi Digital Kominfo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: