Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pahami Buku Mimpi dan Fenomena Psikologi di Baliknya

        Pahami Buku Mimpi dan Fenomena Psikologi di Baliknya Kredit Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata “mimpi”? Mungkin kamu hanya beranggapan bahwa mimpi tidak memiliki makna khusus. Namun bagi sebagian orang, mimpi bisa berarti sesuatu hal penting yang bahkan terdapat buku mimpi serta terdapat fenomena psikologi di baliknya.

        Bagi kamu yang ingin memahami lebih mengenai hal ini, silakan simak penjelasannya secara lengkap berikut ini.

        Sejarah Buku Mimpi

        Berbagai sumber menyebutkan bahwa buku mimpi dibuat oleh seorang ahli psikologi bernama Sigmund Freud. Oleh karena itulah, diyakini terdapat fenomena psikologi di balik buku ini.

        Baca Juga: Surat Yusuf Ayat 4: Menggali Hikmah Mimpi Nabi Yusuf

        Sigmund Freud lahir pada tahun 1856 di kota Freiberg, Cekoslowakia. Namun ia dan keluarganya pindah ke Wina ketika berumur 4 tahun.

        Selanjutnya ia menempuh pendidikan di Wina hingga masuk ke Kampus Wina. Lalu ia berhasil mendapatkan gelar sarjana kedokteran pada tahun 1881. Dalam sepuluh tahun selanjutnya, Sigmund Freud melakukan penyidikan dalam di bidang psikologi.

        Sigmund Freud juga membuat staf klinik psikiatri dan melakukan praktek bersama Jean Charcot seorang neurolog dari Perancis serta Josef Bauer seorang dokter dari Wina.

        Hingga pada 1900, ia menerbitkan sebuah buku tafsir mimpi yang membuat namanya semakin terkenal.

        Buku mimpi menjadi digemari oleh banyak orang hingga hari ini. Meski sering dianggap sebagai sesuatu yang kurang ilmiah, namun ternyata buku ini menyimpan suatu fenomena psikologi di baliknya.

        Konsep Psikologi di Balik Buku Mimpi

        Seperti kami sebutkan sebelumnya, mimpi dapat memiliki makna penting bagi sebagian orang. Untuk mendalami hal ini, silakan simak penjelasan berikut ini.

        1. Dua Jenis Mimpi

        Terdapat sebuah penjelasan yang menyebutkan bahwa mimpi terbagi ke dalam dua jenis. Kedua jenis mimpi tersebut adalah mimpi yang terkait masa depan serta mimpi yang terkait masa kini/dahulu.

        Pada jenis mimpi masa depan, mimpi dianggap merupakan gambaran mengenai suatu peristiwa yang akan terjadi. Oleh karena itu, analisis mimpi dapat dilakukan sebagai antisipasi terhadap masa depan.

        Pada jenis mimpi kedua, mimpi merupakan gambaran masa lalu seseorang. Contohnya ketika kamu baru selesai menonton sebuah film tentang bencana alam, maka ada kemungkinan kamu akan memimpikan hal tersebut.

        2. Teori Psikoanalisis dalam Analisis Mimpi

        Salah satu fenomena psikologi yang cukup lekat dengan buku mimpi dapat kamu lihat pada teori psikoanalisis. Teori ini dikembangkan oleh Sigmund Freud.

        Bagi Freud, mimpi merupakan ekspresi dari alam bawah sadar seseorang. Bagi kamu yang belum tahu, alam bawah sadar adalah kumpulan pikiran yang seringkali terabaikan maupun ditekan oleh pikiran sadar.

        Karena itu, Freud beranggapan bahwa pemaknaan terhadap mimpi berkaitan dengan kondisi alam bawah sadar seseorang. Melalui interpretasi mimpi, kondisi mental seorang individu dapat diketahui dan diintervensi.

        3. Teori Psikologi Perkembangan dalam Interpretasi Mimpi

        Fenomena psikologi pada buku mimpi tidak hanya bisa kamu lihat pada teori psikoanalisis. Hal ini juga terdapat di dalam teori psikologi perkembangan.

        Melalui teori ini, mimpi dipandang sebagai sesuatu yang dapat berkembang. Perkembangan ini bergantung pada perkembangan psikologi yang berlangsung pada seorang individu.

        Oleh karena itu, pemaknaan terhadap mimpi satu individu dapat berbeda dengan individu lainnya. Sebab masing-masing individu memiliki kondisi yang berbeda sesuai perkembangannya.

        Pengaruh Buku Mimpi dalam Kehidupan Sehari-hari

        Apakah keberadaan buku mimpi dapat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari?

        Jawabannya adalah bergantung. Bagi sebagian orang, interpretasi terhadap mimpi bukan sebuah ilmu pasti sehingga mereka lebih memilih meninggalkannya. Namun jika kamu meyakininya, keberadaan buku ini bisa menjadi suatu hal yang sangat penting.

        Setidaknya, mimpi dapat menjadi salah satu indikator dalam menilai kondisi mental seseorang. Melalui mimpi, seorang psikolog dapat memahami fenomena psikologi yang terjadi pada seorang individu tertentu.

        Pada sisi lain, banyak juga orang yang meyakini dan mengambil tindakan berdasarkan mimpi mereka.

        Contoh ketika mendapatkan suatu mimpi buruk, maka mereka meyakini bahwa hal buruk dapat terjadi di kemudian hari. Oleh karena itu, mereka akan melakukan persiapan guna menghadapi kemungkinan terburuk.

        Pada kasus lain, seseorang bisa saja sangat merasa bahagia ketika mendapatkan suatu mimpi yang indah. Sebab ia beranggapan bahwa mimpi tersebut merupakan pertanda akan datangnya hal baik di masa mendatang.

        Jika melihat dari sejarahnya, keberadaan buku mimpi tidak dapat dikatakan subjektif secara sepenuhnya. Sebab buku ini memiliki penjelasan fenomena psikologi oleh tokoh psikologi ternama seperti Sigmund Freud.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: