Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dibela Menterinya Jokowi, Proyek Kereta Cepat Banjir Hujatan Lagi: Kena Jebakan, Dipaksa Jalan Demi Pencitraan

        Dibela Menterinya Jokowi, Proyek Kereta Cepat Banjir Hujatan Lagi: Kena Jebakan, Dipaksa Jalan Demi Pencitraan Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Eks Sekretaris Badan Usaha Milik Negara, Muhammad Said Didu keheranan dengan carut-marut dari Kereta Api Cepat Jakarta-Bandun (KCJB).

        Dirinya menyoroti bagaimana proyek tersebut masih saja dibela walau sudah menjerumuskan Indonesia, salah satunya oleh Erick Thohir.

        Baca Juga: Maunya Lebaran Bersama Keluarga Sendiri, Orang Istana Diwanti-wanti Jokowi: Enggak Usah Ikut

        Erick diketahui berani memastikan proyek kereta cepat tidak akan mangkrak walau dibanjir carut-marut, khususnya terkait biaya pembangunan.

        Menyoroti hal itu, Said Didu mengatakan hal ini adalah kecerobohan yang muncul dari keputusan yang bodoh.

        "Pak Menteri Erick Thohir yang terhormat, itu namanya sudah kena jebakan atas keputusan bodoh," ujar Said Didu dalam keterangannya (20/4/2023).

        Dikatakan Said Didu, jebakan atas keputusan bodoh tersebut dipaksakan demi pencitraan. Menurutnya, itu akan merugikan negara.

        Baca Juga: PDIP Miliki Jokowi, Koalisi Besar Kemungkinan Besar Diatur oleh Megawati

        "Dipaksakan demi pencitraan dan akan merugikan ke depan serta akan bangkrutkan PTKAI Indonesia," lanjutnya.

        Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tidak akan mangkrak meski biaya membengkak.

        "Hasil negosiasi kereta cepat harus berjalan, tidak mungkin kita mangkrakkan," kata Erick saat memberikan keterangan pers di Stasiun Pasar Senen, kemarin.

        Baca Juga: Kubu Anies Baswedan Tak akan Gentar Hadapi Koalisi Besar: Itu Koalisi Nunggu Jokowi!

        Menurut Erick, pembengkakan biaya kereta cepat terjadi karena pandemi covid-19 menyebabkan pengerjaan proyek mundur.

        "Kalau bengkaknya itu karena korupsi, kita harus musnahkan, tapi ini jelas bengkaknya karena pada saat covid-19, karena proyek-proyek banyak yang mundur," terangnya.

        Selain itu, menurut Erick, pembengkakan biaya proyek KCJB juga terjadi lantaran naiknya harga komponen utama termasuk besi dan baja, hingga terganggunya rantai pasok (supply chain).

        "Kalau kita hitung lagi pembangunan sekarang dan kemarin lebih mahal lagi karena tidak hanya besi, (komponen) yang lain-lain juga naik," ujarnya.

        Baca Juga: PDI Perjuangan Ragu Anies Mau Teruskan Program Jokowi, Malah Ahok yang Kena Batunya

        Erick juga mengingatkan, pembangunan infrastruktur memerlukan waktu yang tidak singkat, mengingat segala halnya perlu perencanaan matang untuk penggunaan jangka panjang masyarakat luas.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: