Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas melaporkan, nilai total ekspor Indonesia pada Maret 2023 mencapai USD23,50 miliar (Rp350 triliun). Nilai ini menguat 9,89 persen dibanding bulan lalu (MoM) walaupun menurun 11,33 persen dibanding Maret tahun sebelumnya (YoY).
Zulhas menjelaskan, peningkatan nilai ekspor pada Maret 2023 tersebut didorong peningkatan ekspor migas 12,79 persen dan nonmigas 9,71 persen dibandingkan Februari 2023.
"Peningkatan ekspor pada Maret 2023 pun merupakan perbaikan dibandingkan dengan bulan Januari dan Februari 2023," jelasnya, dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (23/4/2023).
Baca Juga: Zulhas Bantah Dukung Prabowo jadi Capres di Koalisi Besar, 'Masih Kami Komunikasikan'
Zulhas menuturkan, salah satu faktor penyebab naiknya nilai ekspor pada Maret 2023 adalah peningkatan permintaan dari negara utama tujuan ekspor.
Dia merincikan, terdapat kenaikan antara lain dari Vietnam 24,43 persen, Tiongkok (15,24 persen), India (13,25 persen), Singapura (9,15 persen), Taiwan (7,95 persen), dan Korea Selatan (7,84 persen MoM).
"Kinerja ekspor nonmigas Maret 2023 secara bulanan terbilang cukup baik karena mencatatkan pertumbuhan pada seluruh sektor. Pada bulan Maret ini, ekspor sektor pertambangan naik sebesar 18,43 persen, kemudian ekspor sektor pertanian naik 11,72 persen, dan ekspor sektor industri pengolahan meningkat sebesar 7,22 persen MoM," katanya.
Zulhas mengungkapkan, beberapa produk ekspor nonmigas dengan peningkatan nilai terbesar pada Maret 2023 antara lain bahan logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) yang naik 93,04 persen; bijih, terak dan abu logam (HS 26) naik 52,28 persen; tembaga dan barang daripadanya (HS 74) naik 42,01 persen; bahan kimia organik (HS 29) naik 36,97 persen, serta olahan dari tepung (HS 19) naik 29,57 persen MoM.
"Ekspor nonmigas Indonesia ke mayoritas 30 negara utama pada Maret 2023 tercatat naik dibandingkan bulan lalu. Beberapa negara tujuan ekspor utama dengan peningkatan ekspor nonmigas tertinggi pada Maret 2023 antara lain Swiss yang melonjak 214,33 persen, Rusia (naik 70,32 persen), Italia (58,89 persen), Belgia (40,80 persen), dan Spanyol (40,06 persen MoM)," ucapnya.
Zulhas mengungkapkan, kenaikan ekspor nonmigas ke Swiss terutama didorong oleh naiknya ekspor logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) sebesar 226,84 persen; instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis (HS 90) 15,78 persen; dan minyak atsiri (HS 33) 39,72 persen MOM. Selain itu, ekspor kendaraan dan bagiannya (HS 87) ke Swiss juga meningkat 74,14 persen.
Dia menyampaikan, ekspor nonmigas Indonesia ke kawasan emerging market dan developing economies tumbuh signifikan. Pada Maret 2023, ekspor nonmigas ke kawasan Amerika Selatan maupun Asia Barat menguat, masing-masing sebesar 66,59 persen dan 160,11 persen. Ekspor nonmigas ke kawasan Eropa Barat juga naik sebesar 50,05 persen (MoM).
"Selain itu, ekspor nonmigas Indonesia ke seluruh wilayah Asia, kecuali Asia Tengah, juga meningkat. Peningkatan terjadi di kawasan Asia Timur (9,99 persen), Asia Tenggara (2,9 persen), Asia Selatan (4,27 persen), dan Asia Lainnya (13,73 persen) MoM. Hal ini menunjukkan bahwa kawasan Asia masih menjadi pasar yang menjanjikan bagi ekspor nonmigas Indonesia," ujarnya.
Terakhir, Zulhas menerangkan, secara kumulatif, total ekspor selama periode Januari-Maret 2023 tercatat mencapai USD 67,20 miliar, naik 1,60 persen dibanding periode yang sama tahun 2022.
"Peningkatan ekspor tersebut ditopang oleh ekspor sektor nonmigas yang naik 0,55 persen menjadi USD63,19 miliar (Rp943 triliun) dan ekspor sektor migas yang naik 21,56 persen menjadi sebesar USD 4,01 miliar," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: