Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Potensi Pengaruh Amerika dan China di Pilpres 2024

        Potensi Pengaruh Amerika dan China di Pilpres 2024 Kredit Foto: Antara/Antara/Rafiuddin Abdul Rahman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pemilihan presiden (Pilpres) Indonesia pada 2024 pasti akan mengundang perhatian dunia internasional tak terkecuali dua poros ekonomi dunia yaitu Amerika Serikat dan China.

        Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengatakan, terkait kondisi geopolitik dunia dan posisi Indonesia yang juga merupakan negara besar pasti akan mengundang ketertarikan tersendiri bagi negara yang sedang bersaing di dunia.

        "Negara sebesar indonesia pasti akaj mengundang interest politik negara yang secara geopolitik sedang bersaing dan amerika sebagai negara terkuat di dunia tentu dia punya prefensi siapa yjg bakal memimpin indonesia," ujar Refly dikutip dari akun YouTube-nya, Senin (24/4/2023).

        Refly menilai dari beberapa nama bakal calon presiden 2024 yang sudah muncul seperti Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo punya prefensi masing-masing atas kondisi geopolitik dunia.

        Baca Juga: Apes! Luhut Gagal 'Cincai' Bunga Utang Kereta Cepat: Indonesia Cuma Objek, Bagi China yang Penting Cuan!

        ia mencontohkan seperti Anies dan Prabowo mereka ernah berhubungan intens dengan Amerika Serikat sedangkan Ganjar tidak punya pengalaman kesana.

        "Anies dan Prabowo secara mereka paling tidak berhubungan drngan sana intens. anies beberapa kali ke amerika dan Prabowo juga. Ganjar tidak punya pengalaman kesana, sekolahnya juga tidak kesaja, jadi Ganjar pasti lebih di endorse oleh china kalau kita bicara konteks geopolitiknya," ujarnya.

        lanjutnya, konteks geopolitik tentu berpengaruh dalam pemilihan di indonesia. Atau dengan kata lain ada adu kekuatan antara Amerika dan China dimana Amerika lebih cenderung ke Anies dan Prabowo sedangkan China lebih cenderung ke Ganjar.

        Baca Juga: Selat Taiwan Dikejutkan dengan Kapal Perang Amerika, China Seketika Murka

        'Karena Ganjar dianggap golden boynya oligarki disini yang banyak berhubungan dengan modal-modal atau investasi dari china," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: