Demi Menahan Kekuatan Anies Baswedan, Guru Besar Mantan Pendukung Beber Strategi yang Akan Dilakukan Jokowi: 'Pecah Suara Kalangan Islam!'
Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Guru Besar Hukum Tata Negara, Denny Indrayana mengeluarkan analisa panjangnya mengenai kontestasi Pilpres 2024. Menurut Denny, Presiden Jokowi akan terus “cawe-cawe” memastikan kandidat yang masuk kontestasi berasal dari lingkar kekuasaannya.
Bukannya menafikan seorang Jokowi punya hak dan preferensi pada sosok-sosok tertentu, tetapi ketika sudah turun terlibat, maka menurut Denny itu tidak bisa dibenarkan.
“Tugas utama presiden adalah memastikan setiap pemilu berjalan free and fair. Sebab, dengan kekuatan dan jaringan yang dimilikinya, sang presiden punya peluang besar untuk mempengaruhi hasil pemilu,” jelas Denny dalam rilisnya, dikutip dari laman Integrity Law Firms, Selasa (25/4/23).
“Akibatnya, arena pertandingan tidak lagi adil bagi semua paslon, utamanya yang tidak mendapat dukungan sang presiden,” tambahnya.
Bagi Denny, saat ini berkaca dari manuver yang Jokowi selama ini lakukan, preferensi dukungan Jokowi mengarah ke Ganjar.
Bersamaan dengan hal tersebut, Jokowi menurut Denny bakal berusaha “menjegal” agar kandidat di luar kekuasaan tidak bisa ikut kontestasi, sosok tersebut menurutnya adalah Anies Baswedan.
“Jokowi terbaca mendukung paslon Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno, lalu juga mencadangkan sokongan kepada Prabowo Subianto-Airlangga Hartarto,” ungkapnya.
“Sambil tetap berusaha menggagalkan pencapresan Anies Baswedan, yang kemungkinan berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono, sepanjang partainya tidak berhasil “dicopet” Moeldoko, tentu dengan persetujuan Presiden Jokowi,” jelasnya.
Di antara skenario penjegalan Anies oleh kekuasaan yang ada, Denny mengungkapkan jika sang mantan Gubernur DKI Jakarta berhasil masuk dalam kontestasi, maka Jokowi akan membuat Prabowo Subianto maju juga sebagai alteratif paslon lainnya.
Cara ini menurut Denny dimaksudkan untuk memecah suara kalangan Islam yang saat ini ada di Anies dan ada di Prabowo imbas suara di 2014-2019 lalu.
“Untuk memecah suara pendukung Anies yang kebanyakan dari kalangan Islam (hijau), maka dimunculkan Prabowo Subianto yang mengidentifikasikan diri sebagai capres dari kelompok hijau pada Pilpres 2019. Singkatnya, pemilih Prabowo dan Anies beririsan. Dengan memajukan Prabowo, kemungkinan Ganjar untuk menang semakin besar, ketimbang resiko hanya menghadapkannya langsung dengan Anies,” jelas Denny yang merupakan mantan pendukung Jokowi di periode pertama.
“Bukan hanya memecah suara Anies dengan mendukung pencapresan Prabowo. Jokowi juga menyiapkan Sandiaga Uno sebagai Cawapres Ganjar, lagi-lagi untuk memecah suara kelompok Islam pendukung Anies,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: