Ahok Dibuat Keok, Profesor Mantan Pendukung Sebut Jokowi Tak Akan Membiarkan Anies Baswedan Menang Lagi di Pilpres 2024: 'Dia Mengambil...'
Guru Besar Hukum Tata Negara, Denny Indrayana mengeluarkan analisa mengenai kontestasi Pilpres 2024. Denny dalam analisanya mengungkapkan Pilpres 2024 bakal ada campur tangan seorang Presiden Jokowi yang ingin calon tertentu menang.
Bagi Denny, Jokowi sebagai presiden tentu punya hak dan preferensi pada sosok-sosok tertentu, tetapi ketika sudah turun terlibat, maka itu tidak bisa dibenarkan.
“Keterlibatan aktif Presiden Jokowi yang ikut cawe-cawe dalam Pilpres 2024 demikian adalah salah satu ancaman nyata bagi demokrasi kita,” ujar Denny dalam rilisnya, dikutip dari laman Integrity Law Firms, Kamis (27/4/23).
“Tugas utama presiden adalah memastikan setiap pemilu berjalan free and fair. Sebab, dengan kekuatan dan jaringan yang dimilikinya, sang presiden punya peluang besar untuk mempengaruhi hasil pemilu,” jelasnya.
Keterlibatan Jokowi ini menurut Denny berimplikasi pada kandidat yang membawa ide perubahan dari kepemimpinan sekarang, yakni Anies Baswedan dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (NasDem-PKS-Demokrat).
Denny yang juga pernah jadi pendukung Jokowi di 2014 lalu tersebut mengungkapkan, Jokowi bakal habis-habisan menopang jagoannya setelah di Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu, Jagoan Jokowi yakni Ahok sukses dikalahkan oleh Anies Baswedan.
“Tidak ingin lagi mengalami kekalahan sebagaimana kisah Pemilihan Gubernur Jakarta 2017, ketika jagoan yang Beliau dukung Ahok alias BTP kalah dari Anies Baswedan; Maka untuk Pilpres 2024, Presiden Jokowi betul-betul mengambil peran sebagai the real king maker, sayangnya dalam bentuk yang salah,” jelasnya.
Menurut Denny, kecenderungan Jokowi saat ini adalah pada sosok Ganjar Pranowo sebagai capres di 2024.
Sayangnya, Denny melihat ada beberapa upaya yang dilakukan untuk menyudutkan Anies yang diduga agar eks Gubernur DKI Jakarta tersebut gagal nyapres di 2024.
“Tanpa menafikan adanya kemungkinan dinamika dan perubahan, Presiden Jokowi terbaca mendukung paslon Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno, lalu juga mencadangkan sokongan kepada Prabowo Subianto-Airlangga Hartarto, sambil tetap berusaha menggagalkan pencapresan Anies Baswedan, yang kemungkinan berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono, sepanjang partainya tidak berhasil “dicopet” Moeldoko, tentu dengan persetujuan Presiden Jokowi,” jelasnya.
“Di panggung depan, alias di hadapan publik, keterlibatan Jokowi ini Beliau bantah. Namun dalam realitas panggung belakang, ketika melakukan lobi di ruang-ruang tertutup, langkah dan kerja politik itu nyata dan serius Beliau kerjakan,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: