Yang Lagi Lirik Bitcoin, Coba Pikir-Pikir Lagi, Soalnya Kata Miliarder Investor Amerika Begini!
Miliarder investor Amerika, Ray Dalio mengatakan bahwa emas lebih baik daripada bitcoin. Meski demikian, ia memegang sejumlah kecil bitcoin, tetapi menurutnya cryptocurrency bergerak dengan cara yang tidak dapat diandalkan dan investor miliarder itu lebih menyukai emas.
"Saya lebih suka emas," katanya di podcast YouTube Chris Williamson. Ia menunjukkan bahwa bitcoin memiliki valuasi yang lebih kecil daripada saham berkapitalisasi besar seperti Microsoft.
Mengutip Business Insider di Jakarta, Jum'at (28/4/23) per hari Kamis kemarin, kapitalisasi pasar bitcoin adalah sekitar USD574 miliar (Rp8.413 triliun), dibandingkan dengan Microsoft USD2,27 triliun.
Baca Juga: Sempat Optimis Pada Bitcoin, Miliarder Ini Wanti-Wanti: Kripto Sudah Mati di Amerika!
"Saya tidak mengerti mengapa orang lebih cenderung menggunakan bitcoin daripada emas. Jika Anda melihat secara internasional, emas bagi bank sentral adalah aset cadangan tertinggi ketiga," kata pendiri Bridgewater Associates ini. "Pertama adalah dolar, lalu euro, lalu emas, dan yen Jepang. Dan bank sentral membeli emas, mereka tidak membeli obligasi. Itu abadi dan universal."
Dalio menambahkan bahwa dia bukan penggemar berat bitcoin, meski memilikinya dalam jumlah kecil. Tetapi bahkan dengan holding kecil, Dalio memperingatkan bahwa volatilitas bitcoin menuntut perhatian yang sangat besar dari investor.
"Tetapi jika Anda memiliki sedikit, Anda harus memikirkan hal-hal itu. Seperti yang saya katakan, Anda harus siap untuk jatuh banyak, jika turun 80% atau sesuatu. Tapi itu membatasi jumlah yang kamu bisa memilikinya," kata Dalio. "Jadi saya tidak tahu. Saya rasa tidak banyak bitcoin."
Sementara bitcoin tetap jauh dari level tertinggi November 2021 sebesar USD67.000 (Rp982 juta), bitcoin telah melonjak 80% sepanjang tahun ini menjadi hampir USD30.000 (Rp439 juta).
Rally bertepatan dengan harapan untuk jeda dalam kenaikan suku bunga Federal Reserve dan gejolak perbankan yang disebabkan oleh keruntuhan Silicon Valley Bank pada bulan Maret.
Catatan Standard Chartered pada hari Senin mengatakan bitcoin adalah aset yang menarik selama periode stres berkat sifatnya yang terdesentralisasi, menambahkan bahwa bitcoin dapat meroket menuju USD100.000 (Rp1,4 miliar) pada akhir tahun 2024.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami