Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Game Over buat Rezim Kim Jong Un, Kata-kata Ini Sudah Keluar dari Mulut Joe Biden

        Game Over buat Rezim Kim Jong Un, Kata-kata Ini Sudah Keluar dari Mulut Joe Biden Kredit Foto: Reuters/KCNA
        Warta Ekonomi, Washington -

        Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan peringatan keras terhadap rezim pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Presiden Joe Biden menegaskan rezim Kim Jong Un akan tamat jika berani melakukan serangan nuklir ke Amerika Serikat maupun para sekutunya.

        Ancaman itu tak main-main karena keluar dari mulut orang nomor satu di dunia. Presiden Biden menyampaikan peringatan tersebut dalam konferensi pers bersama Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol.

        Baca Juga: Diresmikan Kim Jong Un, Korea Utara Rayakan Pembangunan 10.000 Rumah Modern di Pyongyang

        "Serangan nuklir oleh Korea Utara ke Amerika Serikat atau sekutunya tidak dapat diterima. (Aksi itu dipastikan) akan mengakibatkan berakhirnya rezim (Kim Jong Un) jika mengambil tindakan itu," ancam Biden dalam konferensi pers.

        Berkenaan dengan hal tersebut, berikut fakta-fakta Joe Biden ancam rezim Kim Jong Un bakal tamat.

        Disampaikan saat bertemu Presiden Korea Selatan

        Peringatan Joe Biden itu disampaikan setelah pembicaraan selama kunjungan kenegaraan Presiden Yoon Suk Yeol, tepatnya di Gedung Putih pada Kamis (27/4/2023).

        Biden juga menyampaikan bahwa perisai keamanan Amerika Serikat untuk Korea Selatan akan diperkuat nuklir untuk menghadapi uji coba rudal Korea Utara.

        Ancaman didukung oleh Presiden Korea Selatan 

        Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mendukung peringatan keras dari Joe Biden. Ia menegaskan prioritas negaranya adalah mengamankan perdamaian dengan keunggulan kekuatan yang luar biasa, alih-alih perdamaian palsu berdasarkan niat baik pihak lain.

        Presiden Yoon Suk Yeol dan Biden juga kompak menegaskan jika kediktatoran komunis Korea Utara itu berani menyerang Korea Selatan maupun AS, maka akan dibalas dengan nuklir yang menghancurkan. 

        Rilisnya Deklarasi Washington sebagai reaksi

        Joe Biden dan Yoon Suk Yeol juga turut merilis dokumen yang disebut dengan Deklarasi Washington. Deklarasi tersebut menguraikan bahwa payung militer Amerika Serikat akan ditingkatkan bersamaan dengan hubungan informasi dengan Korea Selatan.

        Dokumen deklarasi itu sebagai respons atas ketegangan atas uji coba rudal dan persenjataan nuklir Korea Utara. Langkah ini senada dengan langkah terakhir ketika Washington mengawasi pertahanan strategis Eropa melawan Uni Soviet.

        Seorang pejabat AS mengatakan, negaranya belum pernah mengambil langkah besar sejak puncak Perang Dingin. Karena itu, kini AS berkomitmen meningkatkan pencegahan dan berani mengambil langkah besar melawan Korea Utara jika diperlukan.

        Biden pernah beri ancaman serupa  

        Sebelumnya, ancaman yang sama dari AS ke Korea Utara  juga pernah diucapkan Joe Biden. Kala itu ancaman Biden ditegaskan dalam sebuah dokumen strategi Departemen Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon.

        Faktor munculnya ancaman dipicu aksi Korea Utara yang aktif menembakkan rudak balistik ke dekat wilayah Korea Selatan. Kala itu, Korea Utara menembakkan rudal balistik yang tak teridentifikasi pada Jumat (28/10/2022).

        Ketegangan terjadi sejak era Donald Trump

        Ketegangan antara AS dan Korea Utara telah terjadi sejak pemerintahan Presiden AS ke-45, Donald Trump. Sebelumnya Trump gagal menyepakati denuklirisasi di Korea Selatan.

        Trump dan Kim Jong Un bahkan pernah melakukan pertemuan di Hanoi, Vietnam pada 28 Februari 2019. Sayang, dalam pertemuan itu, kedua pemimpin dunia itu tidak mencapai kesepakatan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: