Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Keanehan Azan di Ponpes Al-Zaytun Hanya Teriak dan Penuh Gerakan, Apakah Salahi Aturan?

        Keanehan Azan di Ponpes Al-Zaytun Hanya Teriak dan Penuh Gerakan, Apakah Salahi Aturan? Kredit Foto: Unsplash/mgstudyo
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Publik menyoroti pondok pesantren Al-Zaytun yang berada di Indramayu terkait praktik ibadah yang dilakukan. Salah satu yang menarik perhatian adalah azan yang dilakukan oleh santri ponpes Al-Zaytun.

        Keanehan pertama, muadzin atau orang yang mengumandangkan azan tidak menghadap kiblat seperti praktik mayoritas umat islam di Indonesia. Muadzin di Al-Zaytun malah menghadap jemaah.

        Baca Juga: Muncul Jelang Turunnya Jokowi, Kontroversi Ponpes Al-Zaytun Disoroti: Produk Inteligen dari Rezim Lama

        Kemudian, muadzin ponpes Al-Zaytun saat azan tidak memakai langgam yang pada umumnya dipraktikkan di pesantren dan musala. Muadzin hanya berteriak dengan keras tanpa irama.

        Kejanggalan ketiga yang bisa dilihat secara kasat mata ialah dalam setiap bait azan, banyak gerakan muadin melakukan gerakan tambahan. Dia menggerakkan tangan sesuai dengan bait yang diucapkan, seperti ketika mengucapkan Allahu Akbar muadzin mengangkat tangan ke atas, ada juga gerakan-gerakan lainnya yang terlihat aneh bagi kalangan mayoritas umat islam.

        Namun, keanehan tersebut masih dianggap dalam koridor yang benar oleh salah satu muadzin ternama, ustaz Arif Mukhtar. Dikutip dari youtube channelnya Adzan santai, ustaz Mukhtar menjelaskan azan tanpa irama dengan suara yang lantang memang diperbolehkan.

        Kemudian, azan dengan melakukan gerakan tangan juga seperti yang dilakukan oleh muadzin di Al-Zaytun juga tidak ada masalah.

        "Yang penting tidak ada penambahan azan seperti yang dilakukan oleh syiah, kemudian soal azan tidak menghadap kiblat itu memang ada sunnahnya azan sebaiknya menghadap kiblat. Itu sunnah kalau dilakukan mendapat pahala, kalau tidak dilakukan ya tidak mendapat apa-apa tapi bukan berarti tidak boleh," kata Mukhtar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: