Pasang Badan, Anggota Uni Eropa Ini Ogah Biarkan Energi Nuklir Rusia Disanksi karena...
Hungaria tidak akan membiarkan Uni Eropa menjatuhkan sanksi terhadap industri energi nuklir Rusia, kata Menteri Luar Negeri Peter Szijjarto, Kamis (4/5/2023) setelah pertemuan tingkat menteri Uni Eropa di Brussels.
Budapest menghadapi tekanan yang luar biasa atas masalah ini, jelasnya, seraya menambahkan bahwa situasi ini tidak akan mempengaruhi posisi negara tersebut.
"Di sini dan saat ini, saya ingin menyatakan lagi bahwa hal ini tidak akan terjadi," kata Szijjarto.
"Hungaria tidak akan (menyetujui) sanksi (industri) nuklir dalam bentuk apa pun, bahkan yang paling minimal sekalipun," tambahnya.
Menteri tersebut mengindikasikan bahwa perluasan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Paks Hungaria sangat penting bagi keamanan energi negara.
Hungaria sebelumnya telah mencapai kesepakatan dengan Moskow untuk memperluas fasilitas tersebut. Budapest akan memblokir setiap inisiatif yang akan membatasi kerjasama dengan Rusia di bidang energi nuklir, tambahnya.
Menurut Szijjarto, pembatasan terhadap industri nuklir Rusia disebut-sebut sebagai bagian dari paket sanksi ke-11 yang saat ini sedang disusun oleh Uni Eropa. Namun, menteri tersebut menunjukkan bahwa beberapa anggota Uni Eropa lainnya yang juga menggunakan energi nuklir juga menentang gagasan tersebut.
Hungaria telah memblokir inisiatif serupa pada bulan Februari ketika Uni Eropa mengadopsi paket sanksi ke-10 terhadap Rusia atas kampanye militernya yang sedang berlangsung di Ukraina.
Pada saat itu, Szijjarto juga mengatakan bahwa paket tersebut pasti akan mengecualikan cabang energi nuklir negara tersebut.
Moskow dan Budapest mencapai kesepakatan tentang ekspansi Paks pada tahun 2014. Rusia akan membangun dua unit pembangkit listrik baru di bawah proyek reaktor air bertekanan VVER-1200 yang canggih, yang memenuhi standar keamanan modern tertinggi.
Pembangkit listrik Paks telah menghasilkan porsi yang cukup besar dari seluruh energi yang dikonsumsi oleh Hungaria dan ekspansi fasilitas ini akan meningkatkan porsi produksi energi Hungaria menjadi dua kali lipat, menurut RIA Novosti.
Perkembangan ini terjadi ketika Uni Eropa berjuang untuk menemukan area-area baru dalam ekonomi Rusia untuk ditargetkan dengan pembatasan, sebuah masalah yang diakui oleh Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada awal Februari, selama penerapan sanksi-sanksi oleh blok tersebut.
Pembatasan yang dilakukan oleh AS dan sekutunya di Eropa dan di tempat lain terhadap Moskow sejak awal konflik Ukraina jauh lebih keras daripada yang diharapkan, menurut pengakuan Moskow sendiri.
Namun, sanksi-sanksi ini gagal membuat ekonomi Rusia bertekuk lutut dan prospek ekonomi negara ini telah membaik, menurut Bank Sentral Rusia dan Bank Dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: