Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komentar Aneh Petinggi Uni Eropa Dibalas Mantan Presiden Rusia: Inilah yang Diinginkan Banyak Orang Bodoh

Komentar Aneh Petinggi Uni Eropa Dibalas Mantan Presiden Rusia: Inilah yang Diinginkan Banyak Orang Bodoh Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Yulia Zyryanova
Warta Ekonomi, Moskow -

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengejek kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell setelah ia mendesak Moskow untuk tidak meningkatkan konflik dengan Kiev, meskipun Ukraina dituduh melancarkan serangan pesawat tak berawak terhadap Kremlin.   

Berkomentar pada Kamis (4/5/2023), Borrell mengatakan bahwa ia telah mendengar penyangkalan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa negaranya terlibat dalam insiden tersebut, yang terjadi pada Rabu (3/4/2023) dini hari.

Baca Juga: Ancaman Ngeri Mantan Presiden Rusia: Kami Berpikir Menyingkirkan Zelensky Secara Fisik

"Inilah yang dikatakan Zelensky dan inilah yang harus saya katakan," kata diplomat Uni Eropa tersebut.    

Sebaliknya, Borrell meminta Rusia "untuk tidak menggunakan dugaan serangan ini sebagai alasan untuk melanjutkan eskalasi perang," dan menambahkan bahwa Uni Eropa prihatin dengan skenario potensial ini.    

Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, menanggapi di Twitter dengan menyatakan bahwa "serangan teroris yang dilakukan oleh pihak berwenang Kiev, dipandu oleh AS, dan disetujui oleh kepemimpinan Uni Eropa" pasti akan mengarah pada eskalasi.    

"Inilah yang diinginkan oleh Washington dan banyak orang bodoh di Brussels," kata mantan presiden tersebut.  

Kremlin menuduh Ukraina meluncurkan dua pesawat tak berawak (UAV) untuk menyerang kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada Rabu dini hari. Drone-drone tersebut dinetralisir dengan tindakan perang elektronik dan tidak menyebabkan korban jiwa atau kerusakan, kata kantor pers kepresidenan, dengan mencatat bahwa Putin tidak berada di Kremlin saat kejadian.  

Kantor Putin lebih lanjut menggambarkan insiden tersebut sebagai "aksi teroris yang telah direncanakan sebelumnya" dan sebuah upaya untuk membunuh presiden Rusia.   

Setelah penyerbuan tersebut, Medvedev menyerukan "penyingkiran Zelensky dan kelompoknya secara fisik," dan bersikeras bahwa Rusia bahkan tidak memerlukan presiden Ukraina untuk menandatangani penyerahan diri tanpa syarat.   

Sementara para pejabat Rusia menyalahkan Kiev atas serangan tersebut, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengklaim pada hari Kamis bahwa AS juga memikul tanggung jawab, menuduh bahwa semua keputusan Ukraina pada akhirnya ditentukan oleh Washington.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: