Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Skandal Pelanggaran HAM Muncul Lagi, Jadi Salah Satu Hambatan Besar Bagi Prabowo Subianto

        Skandal Pelanggaran HAM Muncul Lagi, Jadi Salah Satu Hambatan Besar Bagi Prabowo Subianto Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Prabowo Subianto kembali diserang isu keterlibatan dalam pelanggaran hak asasi manusia pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. 

        Menanggapi hal itu Ketua Relawan Prabowo Mania 08, Immanuel Ebenezer, menilai isu tersebut sengaja dimunculkan untuk tujuan menjatuhkan elektabilitas Prabowo jelang Pilpres 2024.

        "Tujuan isu itu kembali dimunculkan pasti tidak ada niat lain selain untuk ingin menjatuhkan elektabilitas Pak Prabowo," kata Immanuel Ebenezer dihubungi Akurat.co di Jakarta, Senin (8/5/2023).

        Baca Juga: Kembali Muncul Serangan Isu Pelanggaran HAM, Noel: Basi! Prabowo Subianto Layak Gantikan Jokowi

        Meski begitu kata Noel, sapaan akrab Immanuel Ebenezer, Prabowo tidak membalas kampanye hitam tersebut. Bahkan, dia menginstruksikan kepada semua kader Partai Gerindra untuk menahan diri. Atas sikap tersebut, katanya, Prabowo layak menjadi presiden menggantikan Joko Widodo (Jokowi).



        "Beliau dengan kerendahan hatinya tidak ingin membalas serangan yang dilayangkan kepada dia. Kalau saya berpendapat Pak Prabowo sudah layak menjadi presiden meneruskan Jokowi," tambahnya.

        Menurunya, isu pelanggaran HAM yang dialamatkan kepada Probowo merupakan tuduhan yang tak berdasar. Pasalnya, hal tersebut tidak terbukti secara hukum.

        "Buktinya mana kalau melakukan pelanggaran HAM, sampsi hari ini Pak Prabowo tidak dihukum. Saya saja aktivis 98 mendukung Pak Prabowo. Sampai di sini semuanya harus paham, kalau dia melakukan pelanggaran HAM saya tidak akan mendukungnya," ujarnya.

        "Bahwa kompetitor ini memainkan isu yang sudah basi, mendaur ulang isu yang sudah tidak laku dijual kepada masyarakat. Masyarakat sudah tidak percaya dengan itu," sambungnya.

        Kendati begitu, Noel tak heran dengan serangan kampanye hitam yang begitu masif dilayangkan kepada Prabowo. Pasalnya, tren elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra itu dalam beberapa bulan terakhir ini mengalami kenaikan yang menjanjikan untuk berkompetisi di Pilpres 2024.

        Hasil survei Poltracking Indonesia pada April 2023 mencatat Prabowo Subianto memiliki elektabilitas paling tinggi sebagai calon presiden pada Pemilu 2024. Survei digelar pada 9-15 April 2023.

        Baca Juga: Elite Gerindra Minta Kader Tak Reaktif Membalas Serangan ke Prabowo Subianto Soal Maju di Pilpres 2024

        Prabowo Subianto memperoleh angka elektabilitas 30,1 persen, Ganjar Pranowo 28,3 persen dan Anies Baswedan 20,4 persen. sedangkan 10  capres lainnya di bawah 5 persen.

        "Hasil survei tidak bisa dibohongi. Hari ini ekspektasi masyarakat kepada Pak Prabowo tinggi dan elektabilitasnya naik terus, dan kedepannya bisa jadi melampaui prediksi. Sehingga banyak lawan politik untuk menjatuhkan dengan cara yang sudah basi. Pak Prabowo tidak mempunyai kelemahan untuk dijatuhkan," tuturnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: