Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mengali Pekan Ketiga Bulan Mei, Harga CPO di KPBN Melemah Nih, Kenapa Ya?

        Mengali Pekan Ketiga Bulan Mei, Harga CPO di KPBN Melemah Nih, Kenapa Ya? Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) untuk Franco wilayah Belawan dan Dumai tercatat Rp10.536/kg pada Senin (15/5/2023). Dengan demikian, harga CPO mengalami penurunan sekitar Rp314/kg atau sekitar 2,9% jika dibandingkan harga CPO pada Senin kedua Mei 2023 (8/5/2023) yang sebesar Rp10.850/kg.

        Melansir laman InfoSAWIT pada Selasa (16/5), untuk harga CPO di Talang Duku dibuka Rp10.386/kg namun terjadi withdraw (WD), dengan penawaran tertinggi Rp10.286/kg. Sementara untuk harga CPO di Teluk Bayur ditetapkan Rp10.406/kg.

        Baca Juga: Hijaunya Pekan Kedua Mei, Harga CPO Domestik Tercatat Naik Nih!

        Lesunya harga CPO terjadi di tengah sentimen negatif yang masih menyelimuti pasar. Selain itu, pelaku pasar juga kini tengah diselimuti kekhawatiran akan pasar energi yang kembali melemah.

        "Rumor produksi yang lebih tinggi untuk Mei di Indonesia bertahan di pasar dan pemain juga berhati-hati pada pasar energi yang lemah," kata seorang pedagang yang berbasis di Kuala Lumpur, dikutip dari Reuters.

        Harga minyak mentah pada akhir pekan lalu juga diketahui tergelincir lantaran adanya kekhawatiran ekonomi baru di Amerika Serikat dan China. Harga minyak mentah berjangka yang lebih lemah membuat kelapa sawit menjadi pilihan yang kurang menarik untuk bahan baku biodiesel.

        Tidak hanya itu, pergerakan harga minyak kelapa sawit juga turut dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lain terkait, karena adanya persaingan untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global. Diketahui pada akhir pekan lalu, kontrak soyoil paling aktif Dalian DBYcv1 turun 1,5%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 kehilangan 2,6%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,5%.

        Baca Juga: Mau Lengser Malah Pamer Kuasa, Presiden Jokowi Dicap Alami Gangguan Jiwa

        Sementara itu, data dari GAPKI mencatat bahwa ekspor minyak sawit Indonesia, termasuk produk olahan, naik 9% per tahun menjadi 2,64 juta ton pada Maret. Impor minyak sawit India pada April merosot 30% dari bulan sebelumnya hingga mencapai level terendah 14 bulan. Hal ini dipicu oleh premium atas minyak lunak pesaing sehingga mendorong pembeli untuk beralih ke minyak bunga matahari dan minyak kedelai.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: