Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Sawit Fluktuatif, Pakar Jelaskan Faktornya

Harga Minyak Sawit Fluktuatif, Pakar Jelaskan Faktornya Kredit Foto: ANJ
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga minyak sawit Indonesia masih mengalami fluktuasi dalam seminggu terakhir. Berdasarkan catatan yang dihimpun Warta Ekonomi, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) selama dua minggu berturut-turut yang ditenderkan di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) atau Inacom, mengalami penurunan.

Misalnya, harga CPO KPBN pada periode 8 – 12 Juli 2024 tercatat turun sebesar 2,62% atau sekitar Rp344,60/kg menjadi Rp12.799,00/kg. hal ini berbanding terbalik dengan harga rata-rata CPO pada periode minggu sebelumnya atau 1 – 5 Juli 2024 yang mencapai Rp13.143,60/kg.

Baca Juga: Ekosistem Berkelanjutan, Kelapa Sawit Dukung Program Nol Emisi Karbon di Indonesia

Lantas, harga rata-rata CPO KPBN pada periode 15 – 19 Juli 2024 tercatat mengalami penurunan kembali sekitar 0,73% dari yang semula Rp92,80 menjadi Rp12.706,20/kg.

Menanggapi harga CPO yang fluktuatif, Direktur Eksekutif Institute Development for Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, menilai jika hal tersebut dipengaurhi oleh faktor supply dan demand. Selain adanya peningkatan atau penurunan harga dari minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai.

“Apabila demand tinggi sementara supply nya tetap, maka biasanya harga akan naik,” jelas Esther kepada Warta Ekonomi, Kamis (25/7/2024).

Hal tersebut menurutnya terjadi lantaran produsen saiwt di dunia terbatas pada negara tertentu saja sementara permintaan terhadap sawit cukup banyak dari beragam negara.

Selain itu, faktor lainnya adalah karena sawit banyak dinikmati dan bisa diolah menjadi produk turunan sawit. Sebagai informasi, setidaknya ada lebih dari 200 item produk turunan sawit yang bisa diolah oleh produsen.

Baca Juga: Tak Sebut Nama Anies Baswedan, PDIP dan PKB Bentuk Tim Khusus untuk Berkoalisi di Pilkada 2024

“Sehingga, hal tersebutlah yang membuat pasokan sawit tidak sebanding dengan permintaan dari negara-negara lain yang membutuhkan sawit. Nah ini yang bikin harganya kadang menguat,” ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: