Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anies Disebut Meradang Gegara Manuver Politik Jokowi, Refly Harun Sebut Adian Napitupulu Sok Tahu

        Anies Disebut Meradang Gegara Manuver Politik Jokowi, Refly Harun Sebut Adian Napitupulu Sok Tahu Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun menyikapi pernyataan dari Wakil Ketua Koordinator Tim Relawan PDI Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu yang mengatakan bahwa Anies Baswedan ‘meradang’ lantaran menyinggung soal dugaan intervensi negara dalam Pilpres 2024 bukan semata-mata karena manuver Presiden Joko Widodo (Jokowi).

        “Sok tahu juga nih Adian, tetapi menarik untuk dibahas. Bagaimana pun kan saya katakan kontestasi Pilpres ini harus membuat kita bahagia, jadi tidak saling menghujat,” kata Refly Harun, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Selasa (16/5/2023).

        Selain itu, Adian Napitupulu yakin bahwa Anies Baswedan meradang lantaran elektabilitasnya yang tidak naik-naik.

        Baca Juga: Mulai Nyerang Rezim Jokowi, Anies Baswedan Tunjukkan Sehatnya Demokrasi

        "Meradangnya bukan karena pertemuan itu (pertemuan Parpol di Istana Negara) tapi karena angkanya (elektabilitas Anies) enggak naik-naik," jelas Adian, dikutip dari acara 'Dua Arah' di Kompas TV pada Selasa (16/05/2023).

        Adian Napitupulu merujuk hasil survei dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menempatkan Ganjar Pranowo sebagai Capres dengan elektabilitas tertinggi, yaitu sebanyak 39,2%. Kedua, diikuti oleh Prabowo Subianto dengan 32,1% dan Anies Baswedan dengan 19,7%.

        Lebih lanjut, Refly Harun mengatakan bahwa survei tidak bisa dijadikan patokan dalam menggambarkan hasil Pilpres nantinya. Ia juga menjelaskan bahwa kredibilitas lembaga survei perlu dipertanyakan dalam membuat survei-survei elektabilitas.

        “Soal survei, menurut saya ada dua versi yang sedang bertarung soal survei ini. Pertama, pihak yang sedang berusaha meyakin-yakinkan bahwa survei itu adalah metode untuk meyakinkan bahwa inilah gambaran hasil pemilu ke depan. Kita enggak tahu mana survei yang genuine (asli) mana yang tidak. Tetapi kalau kita mau pegang hasil survei tersebut, ya kita ngakak, karena dalam periode yang kurang lebih sama, kok jauh sekali bedanya,” tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Novri Ramadhan Rambe
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: