Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ungkap Kunci Keutuhan Bangsa Indonesia, Wapres Ma'ruf Amin: Moderasi Beragama

        Ungkap Kunci Keutuhan Bangsa Indonesia, Wapres Ma'ruf Amin: Moderasi Beragama Kredit Foto: BPMI Setwapres
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia dikenal memiliki prinsip kebebasan beragama dan menjaga prinsip toleransi yang tinggi. Adanya konsensus nasional yang ditetapkan para pendiri bangsa di masa lampau merupakan bentuk kesadaran akan keberagaman, sehingga perlu diperkuat dalam sebuah kesatuan bangsa yang utuh.

        Untuk itu, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai upaya merawat keutuhan bangsa.

        Baca Juga: Terlalu Patuh Hingga Diasuh Jokowi, Ganjar Pranowo Cuma Wayang Megawati: Dia Kehilangan Wibawanya...

        “Melalui manajemen moderasi beragama diharapkan kemajemukan dalam masyarakat mampu terus dirawat demi kelanggengan bangsa,” ujar Wapres pada Konferensi Internasional "Agama, Perdamaian, dan Peradaban" Majelis Ulama Indonesia (MUI), di  Jakarta, Senin (22/5/2023).

        Lebih jauh, Wapres menyebutkan setiap ajaran agama memberikan pendidikan yang baik, khususnya dalam kehidupan toleransi dan berdampingan antarumat beragama.

        “Dalam beragama kita diajarkan untuk mengamalkan ajaran agama dalam setiap aspek kehidupan, agar terjalin hubungan yang indah dan harmonis antarsesama, alam semesta maupun dengan Tuhan Sang Maha Pencipta,” jelas Wapres.

        “Artinya nilai-nilai agama yang diyakini dapat menciptakan perdamaian antarumat beragama," tambahnya.

        Baca Juga: APBN Ternyata Dimakan Jalanan Sumatera, Sri Mulyani: Totalnya Hingga Rp71,5 Triliun

        Selanjutnya, Wapres mengungkapkan bahwa bedirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tak lepas dari kontribusi para ulama dan cendekiawan muslim.

        “Sebagaimana saya sampaikan di berbagai kesempatan, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia telah memiliki konsensus nasional (mîthâq al-wathanî), yang dibangun dan disepakati oleh para pendiri bangsa, yang sebagian dari mereka adalah ulama dan tokoh agama Islam,” tutur Wapres.

        Dalam acara yang dihadiri oleh para ulama dan tokoh dunia tersebut, Wapres pun mengajak mereka untuk saling menghormati dan bersinergi dalam upaya mewujudkan kerukunan antarbangsa.

        Baca Juga: Rocky Gerung Puji Rasa Percaya Diri Prabowo Terhadap Anies Jelang Pilpres 2024: Dia Yakin Bakal Head to Head!

        "Saya mengajak para ulama dan tokoh agama untuk terus mendorong terwujudnya substansi etika global (global ethics), yakni saling memahami (mutual understanding), saling menghormati (mutual respect), saling ketergantungan (interdependence), dan kerja sama (cooperation) di antara bangsa-bangsa di dunia," imbau Wapres.

        Wapres pun menyadari, meskipun dapat menjadi sarana perdamaian,  keberadaan agama juga dapat berpotensi memicu konflik. Tidak dipungkiri banyak terjadi konflik yang disebabkan atas nama agama, termasuk di negara dengan mayoritas muslim, seperti di Timur Tengah dan Afrika.

        Di akhir sambutannya, Wapres berharap agar penyelenggaraan konferensi hari ini dapat menghidupkan kembali nilai perdamaian dan peradaban dalam beragama.

        "Saya mengharapkan melalui Konferensi Internasional ini, nilai-nilai universal agama, seperti perdamaian dan peradaban, mampu dihidupkan kembali dalam kehidupan umat beragama," tutup Wapres.

        Sebelumnya, Ketua Komite Pelaksana Konferensi Internasional Safira Machrusah menuturkan, agar acara ini dapat memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat global, khususnya dalam menjadi rujukan pembuatan kebijakan di bidang agama dan sosial.

        Baca Juga: Dilema Hingga Dua Kaki, Manuver Politik Jokowi Dikuliti: Dia Sedang Ditekan PDIP

        “Kami berharap bahwa hasil pertemuan dan Konferensi Internasional ini dapat dikumandangkan secara lebih luas ke masyarakat dunia. Kiranya konferensi ini juga menjadi bahan kebijakan dan rujukan untuk mewujudkan agama yang menjadi rahmat perdamaian dan keamanan, serta pembangunan peradaban dunia,” jelas Safira.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Aldi Ginastiar

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: