Pengamat Ingatkan Banyak Lembaga Survei Tak Objektif, Salah Satu yang Jadi Korban adalah Anies Baswedan
Pengamat politik Ujang Komarudin mengatakan menjelang Pilpres 2024, banyak lembaga survei yang tidak objektif melakukan survei terhadap calon presiden (capres).
Menurut dia pula, salah satu capres yang menjadi korban ketidak objektifan ini adalah capres dari koalisi perubahan, Anies Baswedan.
“Survei itu ada dua, survei yang tidak dipublikasikan dan survei yang biasanya dipublikasi ya oleh lembaga-lembaga survei. Dan biasanya ya ada yang objektif, tapi ada yang juga tidak objektif,” kata Ujang melansir dari Metro TV, Selasa (23/05/23).
“Ini sebenarnya, hal yang umum. Itu bukan rahasia umum lagi ya, tetapi juga ada survei yang memang tidak dipublikasi. Nah biasanya survei yang tidak dipublikasi itulah, survei yang sesungguhnya,” tambahnya.
“Nah supaya sesungguhnya kita tidak tahu apakah yang menang itu Pak Anies atau Pak Prabowo, misalnya atau Ganjar kan gitu. Jangan-jangan yang tidak dipublikasi itu sebenarnya memenangkan Anies Baswedan,” jelas dia.
Ujang mengatakan, perlu melakukan survei yang objektif dalam konteks untuk melihat fenomena saat ini.
“Oleh karena itu ya tadi saya tidak aneh tidak heran kalau misalkan Anies dijegal. Dimana dia selalu suaranya yang ketiga (rangking 3 dalam survei),” katanya.
“Tapi karena tadi, dia punya potensi untuk bisa naik elektabilitasnya,” ungkapnya.
Sebelumnya, calon presiden (Capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan buka suara soal posisi dirinya yang selalu berada pada bagian akhir pada beberapa survei terakhir.
“Mungkin pertanyaan itu harusnya pada para surveyor ya, karena mereka yang melakukan survei. Mereka juga yang memilih responden, mereka yang memilih timing,” kata Anies melansir dari youtube channelnya, Senin (22/05/23).
“Tapi bagi kami kami melihat bahwa survei yang terpenting itu pada tanggal 14 Februari 2024 (hari pemilihan umum),” tambahnya.
“Itulah survei yang terpenting, yang lain-lain itu antara rakyat langsung, itu sensus sebetulnya ya. Jadi pemilihan umum karena semua orang dimintai pendapatnya,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Tag Terkait: