- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Perundingan IB-PTA Putaran Ke-4 Tuntas, Sawit Jadi Komoditas Utama Perdagangan Indonesia-Bangladesh
Delegasi Indonesia dan Bangladesh telah menyelesaikan perundingan putaran ke-4 Indonesia-Bangladesh Preferential Trade Agreement (IB-PTA). Perundingan tersebut dilaksanakan di Bandung pada 16—19 Mei 2023.
Delegasi Indonesia dalam perundingan ini dipimpin Direktur Perundingan Bilateral Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Johni Martha. Sementara, Delegasi Bangladesh dipimpin Head of Foreign Trade Agreement (FTA) Wing Ministry of Commerce of Bangladesh, Noor MdMahbubul Haq.
Baca Juga: Jadi Primadona Sektor Bisnis, Ini 24 Daftar Emiten Perusahaan Sawit di Indonesia!
Pada putaran ini, delegasi Indonesia dan Bangladesh berhasil menyepakati hampir seluruh teks perjanjian IB-PTA serta menyelesaikan pembahasan terkait Rulesof Origin dan Operational Certification Procedure (OCP).
Kedua negara juga menyepakati penyesuaian rencana kerja (work plan) perundingan IB-PTA sebagai panduan bersama dalam melanjutkan dan menyelesaikan perundingan.
Johni menambahkan, peningkatan akses pasar melalui preferensi tarif bea masuk dalam kerangka IB-PTA diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Bangladesh dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional pascapandemi.
"Penyelesaian pembahasan atas 97 persen teks perjanjian merupakan perkembangan signifikan dalam memacu akselerasi penyelesaian perundingan IB-PTA. Indonesia dan Bangladesh selanjutnya akan fokus pada penyelesaian pembahasan akses pasar untuk memastikan cakupan perjanjian yang berimbang dan saling menguntungkan kedua negara," kata Johni, dilansir dari laman resmi Kementerian Perdagangan RI.
Perjanjian IB-PTA dimulai sejak 2019 dan telah melaksanakan tiga putaran. Selanjutnya, delegasi kedua negara akan kembali bertemu pada Juli 2023 untuk memfinalisasi seluruh teks perjanjian.
Indonesia dan Bangladesh menargetkan IB-PTA dapat ditandatangani akhir Agustus atau awal September 2023.
Perlu diketahui, pada periode Januari—Maret 2023, total perdagangan Indonesia dan Bangladesh tercatat sebesar USD915,1juta, turun 15,95 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada periode ini, ekspor Indonesia ke Bangladesh tercatat sebesar USD889,8 juta sedangkan impor Indonesia dari Bangladesh sebesar USD25,3 juta.
Sementara pada 2022, total perdagangan kedua negara tercatat sebesar USD4 miliar. Ekspor Indonesia ke Bangladesh tercatat sebesar USD3,8 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Bangladesh tercatat sebesar USD110 juta sehingga Indonesia menikmati surplus sebesar USD 3,7 miliar.
Baca Juga: Tren Konsumsi Minyak Sawit Domestik Meningkat, Ada Tantangan Produksi?
Bangladesh menempati peringkat ke-24 sebagai tujuan ekspor Indonesia dan ke-68 sebagai asal impor Indonesia.
Ekspor utama Indonesia ke Bangladesh di antaranya minyak kelapa sawit, batu bara, semen portland, bubur kayu kimia, serta serat stapel artifisial. Sedangkan, impor utama Indonesia dari Bangladesh di antaranya kaos, benang dari serat jute, setelan wanita, setelan pria, serta sak dan kantong.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: