Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        2023 Didominasi Ketidakpastian Harga CPO, Bagaimana Nasibnya di 2024?

        2023 Didominasi Ketidakpastian Harga CPO, Bagaimana Nasibnya di 2024? Kredit Foto: Agus Aryanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Lembaga riset yang berbasis di Kuala Lumpur, Affin Hwang Investment Bank Bhd, memperkirakan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) akan mulai meningkat pada 2024 mendatang. Lantaran, produksi minyak sawit akan terhambat oleh fenomena iklim El Nino.

        Affin Hwang Investment memprediksi produksi CPO Malaysia pada 2023 akan naik menjadi 18,45 juta MT. Hal ini terjadi karena sebagian perusahaan perkebunan kelapa sawit Malaysia akan memperoleh tambahan pekerja antara pertengahan hingga akhir tahun 2023, yang mengurangi kekhawatiran kekurangan tenaga kerja.

        Baca Juga: Mengali Pekan Ketiga Bulan Mei, Harga CPO di KPBN Melemah Nih, Kenapa Ya?

        Dilansir dari News Straits Times, menurut Affin Hwang, produksi CPO Malaysia berpotensi turun hingga di bawah 18 juta MT pada 2024 akibat dampak efek El Nino.

        Sementara untuk musim 2023, Affin Hwang memperkirakan akan terjadi peningkatan pasokan minyak nabati. Meskipun ekspektasi pasar lebih rendah dari perkiraan dan berpotensi memberikan tekanan harga, seperti yang terlihat pada harga minyak nabati tertentu.

        Kendati demikian, dalam riset tersebut dicatatkan penurunan harga CPO tidak akan naik signifikan dari level saat ini yang sekitar RM 3.700 per MT.

        Pihak Affin Hwang Investment percaya bahwa permintaan yang kuat untuk minyak nabati dari industri biodiesel ditambah dengan sentimen El Nino akan mendukung kenaikan harga.

        "Kami sekarang menaikkan asumsi harga rata-rata jual (ASP) CPO menjadi RM 3.800 per MT menjadi RM 4.000 per MT untuk 2023 yang sebelumya diperkirakan RM 3.100 per MT menjadi RM 3.200 per MT dan RM 4.200 per MT menjadi 4.400 per MT. Lantas untuk 2024 dari RM 2.900 per MT menjadi 3.000 per MT," demikian catat laporan Affin Hwang Investment.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel: