PT PLN (Persero) pastikan telah menentukan pembangunan berbagai pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) dan program dedieselisasi pembangkit fosil demi merealisasikan dukungan Just Energy Transition Partnership (JETP) dalam mempercepat program transisi energi di Indonesia.
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi mengatakan, hal ini sebagai tindak lanjut kesepakatan pemimpin negara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali tahun 2022 lalu dengan komitmen pendanaan transisi energi.
"Dalam G20 tahun lalu pemerintah Indonesia telah menandatangani kesepakatan dengan JETP untuk transisi energi di Indonesia. Sebagaimana telah disebutkan, JETP berkomitmen menyediakan dana untuk berbagai program hijau negara anggotanya," ujar Evy dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (28/5/2023).
Baca Juga: PLN Nusantara Power Kejar 100% Digital Power Plant pada Unit-unit Pembangkit
Evy mengatakan, PLN telah merancang program jangka pendek dan jangka panjang untuk mencapat target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Salah satu program jangka pendek yang saat ini tengah dilakukan adalah proyek dedieselisasi pembangkit berbahan bakar fosil sebesar 1 gigawatt (GW) dan menggantinya dengan pembangkit bertenaga surya (PLTS).
"PLN memainkan peran penting dalam transisi energi Indonesia ke energi bersih. Salah satu inisiatif strategis yang dilakukan PLN sebagai langkah konkrit menuju NZR adalah pelaksanaan program dedieselisasi," ujarnya.
Lanjutnya, ia menyebut bahwa tantangan utama program dedieselisasi adalah banyaknya pembangkit yang tersebar di daerah-daerah terpencil. Oleh karena itu, PLN membutuhkan strategi yang tepat untuk melakukan transisi pembangkit tersebut, baik dari sisi ekonomi maupun teknologi.
Baca Juga: Bertandang ke China, PLN Jajaki Peluang Kerja Sama Pengembangan Sistem Smart Grid
Evy mengatakan untuk fase pertama PLN berencana membangun 0,2 GW PLTS di 94 lokasi berbeda. Proyek tersebut diperkirakan membutuhkan investasi sebesar USD 0,7 miliar.
Ia menambahkan, PLN melalui subholdingnya, yaitu PLN Nusantara Power dan PLN Indonesia Power secara aktif terus mencari partner strategis dalam berkolaborasi demi menyukseskan program dedieselisasi.
"PLN menyadari bahwa pelaksanaan program dedieselisasi membutuhkan investasi yang besar baik dari segi keuangan maupun sumber daya teknologi. Dengan demikian, kolaborasi yang kuat antara PLN, pengembang, lembaga keuangan, dan mitra strategis lainnya sangat penting untuk keberhasilan program dedieselisasi," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri