Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Moeldoko Belum Menyerah Ambil Alih Demokrat, Denny Indrayana: Ini Cara Istana Jegal Anies Baswedan!

        Moeldoko Belum Menyerah Ambil Alih Demokrat, Denny Indrayana: Ini Cara Istana Jegal Anies Baswedan! Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) sekaligus pakar hukum tata negara, Denny Indrayana menyebut masih ada upaya pengambilalihan Partai Demokrat oleh Moeldoko.

        Ia menjelaskan, pengambilalihan ini adalah dengan tujuan utama menjegal Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024 mendatang 

        Deni bahkan mengidentikkan hal tersebut seperti insiden perebutan parpol PDI, oleh Suryadi pada tahun 1996 hingga menimbulkan munculnya PDI Perjuangan.

        “Kita melihat dengan jelas bahwa ada upaya untuk mengambil alih Partai Demokrat dalam istilah yang digunakan oleh Romahurmuziy dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan ini Demokrat dicopet,” kata Denny melansir dari Metro TV,  Senin (29/05/23).

        Baca Juga: Anies Kembali Bontot di Survei SMRC, Langsung 'Diamuk' Pendukungnya: Bohong... Ada yang Percaya?

        Maka kata Denny, bahasa pencopetan ini adalah bahasa yang perlu diperhatikan.

        Bagaimana mungkin tambah dia, Kepala Staf Presiden, Moeldokol sekaligus orang Istana, tangan kanan presiden dibiarkan melakukan proses pengambilalihan.

        “Kalau dalam bahasa Romahurmuziy pencopetan partai dan ini dibiarkan juga oleh Presiden. Saya melihat ini sangat penting apalagi di tengah kekhawatiran bahwa ada kaitannya dengan proses pemilihan presiden 2024,” jelasnya.

        Ia juga menjelaskan jika Partai Demokrat berganti struktur kepengurusannya, maka tidak aneh jika kemudian preferensi capresnya berubah tidak lagi ke bakal calon presiden, Anies Baswedan.

        Baca Juga: Moeldoko Paparkan Keseimbangan Stabilitas Dan Demokrasi Keterbukaan Kepada Pimpinan ShineWing

        “Semua membaca bahwa ada upaya-upaya preferensi kepada calon presiden 1, 2 dan resistensi kepada calon presiden yang lain. Hal-hal semacam ini yang harus sama-sama kita awal kita jaga supaya tidak terjadi,” jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: