Tim Anies Baswedan Heran Tak Ikut Campurnya SBY di Pilpres Dipermasalahkan: Jokowi yang 'Membabi Buta' dengan Segala Cara Malah Dimaklumi!
Anggota Tim 8 Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024, Sudirman Said, angkat suara soal munculnya sosok “pentolan” Centre for Strategic and International Studies, (CSIS) Jusuf Wanandi yang menyebut bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pemimpin tak punya nyali karena tak mempersiapkan pemimpin yang bisa melanjutkan apa yang dibangun selama memimpin alias tak terlibat dalam kontestasi Pilpres.
Mantan Menteri ESDM itu mengaku heran dengan apa yang Jusuf Wanandi sampaikan. Menurut Sudirman, sikap SBY sudah tepat dengan tak ikut campur urusan pilpres, tak seperti Jokowi yang sibuk cawe-cawe.
“Pak SBY dikritik sebagai pemimpin tak punya nyali karena dia tidak menyiapkan kadernya, tidak menyelamatkan apa yang dibangunnya, sikap demokratis disebut tak punya nyali,” ujar reperentasi Anies Baswedan di tim 8 itu saat tampil di kanal Youtube Hersubeno Point, dikutip Senin (29/5/23).
“Sementara Pak Jokowi yang menggunakan segala cara dan sudah semakin membabi buta disebut melakukan apa yang ia harus lakukan,” tambahnya.
Sudirman Said juga menyinggung soal kritik Jusuf Wanandi kepada Jusuf Kalla (JK) yang MENYEBUT JK salah besar soal meminta agar Jokowi tak cawe-cawe dalam pilpres.
Menurut Said, JK hanya mencoba mengingatkan sahabatnya sendiri yakni Jokowi.
“Pak JK yang sebetulnya mengingatkan sahabatnya yang bernama Jokowi, tapi dikritik sebagai salah besar,” ujarnya.
Said pun berharap agar ke depannya, sosok senior seperti Jusuf Wanandi bisa memberikan contoh dan menjadi pembuka regenerasi kepemimpinan nasional.
“Jadi ini sesuatu yang menurut saya sangat serius dan ini harus dibicarakan di publik, karena tadi harapan saya adalah para kaum terdidik yang sudah mengalami keutamaan atau perlakuan baik dari negara duluan, harusnya menjadi pengayom dan pembuka jalan bagi regenerasi kepemimpinan. Ini yang menurut saya harus dikritisi dan disebarluaskan pesan ini ke masyarakat,” jelasnya.
Sebelumnya, Jusuf Wanandi menilai SBY tak punya nyali seperti Jokowi yang ingin apa yang telah dibangung di masa kepemimpinannya dilanjutkan oleh calon yang ia jagokan.
SBY menurut Jusuf sosok yang ragu-ragu dan tak punya nyali. Hal ini berdasarkan batalnya konvensi Partai Demokrat menjelang Pilpres 2014.
"Mula-mula dia mau melaksanakan, sudah kumpul semua, sudah berhenti semua sebagai menteri tapi ternyata dibatalkan begitu saja. Jadi you can't see no guts," ujar Jusuf di program Rosi KOMPAS TV, Kamis (25/5/2023).
Sedangkan Jokowi, menurut Jusuf punya dorongan agar masa kepemimpinannya bisa berlanjut dengan cara aktif terlibat soal Pilpres 2024.
"Saya kira ini tidak terlalu jauh, itu hal baik yang dilakukan Jokowi untuk mempertahankan hingga akhir masa jabatannya, semua perlu dilakukan sampai di akhir masa jabatannya," ujarnya.
"Kalau mau berarti harus bekerja sampai akhir, beliau ini mempunyai dorongan yang kuat untuk mempertahankan supaya masa depannya itu tidak percuma," tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: