Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sequis Bukukan Pendapatan Premi Bruto Rp2,94 Triliun di Sepanjang 2022

        Sequis Bukukan Pendapatan Premi Bruto Rp2,94 Triliun di Sepanjang 2022 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menginjak usianya yang ke 39 tahun, Sequis senantiasa menjaga performanya agar tetap positif dengan mencatat kinerja sepanjang tahun 2022 berupa pendapatan premi bruto sebesar Rp 2,94 triliun, membukukan total aset senilai Rp19,08 triliun, serta Laba Setelah Pajak yang dikumpulkan sebesar Rp570,29  miliar.

        Posisi modal juga dipertahankan Sequis agar tetap kuat demi dapat mendukung keseluruhan operasi bisnis dengan mencatat rasio pencapaian Tingkat Solvabilitas (Risk-Based Capital/RBC) sebesar 540%. Sequis juga mempertahankan reputasi positif dengan menjalankan komitmennya melindung masa depan nasabah dengan membayarkan Klaim dan Manfaat sepanjang tahun 2022 sebesar Rp1,347 triliun.

        Pada usianya yang ke 39 tahun, Sequis menilai menjaga performa agar tubuh tetap kuat pada usia dewasa muda perlu kita lakukan karena usia 39 berarti akan memasuki `life begins at 40`. Baca Juga: Penuhi Kewajiban, Industri Asuransi Jiwa Bayarkan Total Klaim Rp45,56 triliun di Triwulan I 2023

        Faculty Head of Sequis Training Academy of Excellence Samuji, MPD, CFP, CPC mengatakan usia 39 berarti akan segera mengakhiri tahapan dewasa muda, yakni rentang 30-40 tahun atau masa paling dekat memasuki tahapan usia dewasa menengah antara 40-60 tahun. Tantangan bagi dewasa muda adalah mempersiapkan memasuki masa dewasa menengah 40-60 tahun dan dewasa lansia 60 tahun ke atas.

        "Idealnya pada rentang usia ini, posisi finansial sudah semakin stabil, tabungan mencukupi, jenjang karir tetap tapi masih bisa berkembang, investasi mulai menghasilkan keuntungan, dapat menambah pendapatan dengan berbisnis. Relasi pun sudah terbentuk kokoh," ujarnya di Jakarta, Selasa (30/5/2023).

        Namun kenyataannya, pada rentang waktu usia dewasa muda, masih banyak yang harus menanggung beban finansial dua generasi, yakni membesarkan dan memberikan pendidikan berkualitas untuk anak sekaligus memperhatikan kondisi dan kebutuhan orang tua.

        Kebutuhan anak yang semakin banyak dan kondisi orang tua yang semakin menua tentunya bisa menyebabkan gangguan pada kondisi keuangan jika tidak direncanakan dengan baik. Sementara semakin sedikit waktu untuk mempersiapkan hari tua bagi diri sendiri dan pasangan.  

        “Pada mereka yang tergolong dewasa muda diperlukan kematangan emosi untuk menghadapi tekanan hidup, memiliki kemampuan finansial, dan mampu  menentukan mana yang menjadi prioritas. Itu sebabnya kita perlu melakukan persiapan jauh-jauh hari dan cermat memilih instrumen pengelolaan dana demi menjaga aset saat ini dan mengembangkan aset untuk kebutuhan masa depan,” sebut Samuji.

        Samuji menyarankan agar dewasa muda memperbesar tabungan dan porsi investasi serta melindungi aset dari risiko kerugian finansial akibat biaya rawat medis atau meninggal dunia melalui asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Dengan memiliki ketahanan finansial maka kita akan lebih siap menghadapi setiap fase usia selanjutnya tanpa rasa khawatir. Baca Juga: Kuartal I 2023, AAJI Catat Jumlah Tertanggung Asuransi Jiwa Capai 87,54 juta orang

        Bicara tentang penurunan fisik Medical Underwriter Sequis dr Debora Aloina Ita Tarigan mengingatkan agar para dewasa muda waspada akan penyakit degeneratif jika terbiasa dengan pola hidup yang tidak teratur. Penyakit degeneratif antara lain diabetes melitus, obesitas, kardiovaskuler, osteoporosis, stroke, jantung, dan kanker.   

        “Saat usia dewasa muda, penurunan fisik memang belum terlihat secara signifikan walaupun massa otot sebenarnya pelan-pelan mulai menurun. Nantinya, saat dewasa menengah hingga dewasa lansia akan terjadi penurunan massa otot dan tulang secara progresif hingga berkali-kali lipat. Metabolisme tubuh juga akan terus melambat, fisik mudah lelah, terjadi penurunan fungsi indera dan fungsi organ,” sebut dr. Debora.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: