Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kembangkan Produksi Susu dan Industri Sapi Perah, Kemenperin Gandeng PT Frisian Flag

        Kembangkan Produksi Susu dan Industri Sapi Perah, Kemenperin Gandeng PT Frisian Flag Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam meningkatkan pengembangan produksi susu segar dalam negeri (SSDN) dan industri sapi perah, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) RI bekerja sama dengan PT Frisian Flag Indonesia (FFI), melalui program Dairy Development (DD), meluncurkan program Young Progressive Farmer Academy untuk memberdayakan peternak muda Indonesia dengan pembelajaran praktik manajemen peternakan sapi terbaik dengan ahlinya.

        Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, mengatakan bahwa saat ini hanya 592 ribu ekor sapi perah di Indonesia. Hal ini menjadi masalah utama dalam pengembangan produksi SSDN.

        Baca Juga: Kerek Produk Lokal, Kemenperin Gaet Sektor Industri EPC

        "Rendahnya produktivitas sapi perah rakyat hanya 8-12 per liter, per ekor, per harinya, serta tingginya rasio biaya pakan dengan hasil produski susu hanya 0,5 sampai 0,6," kata Dirjen Putu dalam paparannya, di Gedung Kemenperin, Rabu (31/5/2023).

        Dia menjelaskan, permasalahan lainnya ialah pengembangan produksi susu segar juga dihadapkan pada keterbatasan lahan untuk kandang dan pakan hijauan. Selain itu, rendahnya kepemilikan sapi perah peternak rakyat, yaitu 2 sampai 3 ekor peternak.

        "Biaya pembesaran (rearing) anakan sapi perah yang cukup mahal, kurangnya pemahaman peternak rakyat akan Good Dairy Farming Practices (GDFP), serta masih minimnya minat anak muda untuk menjadi peternak," jelas dia.

        Akibatnya, lanjut dia, rendahnya produksi susu di dalam negeri membuat Indonesia sangat tergantung pada impor bahan baku susu. Pasalnya, saat ini hanya 20% bahan baku susu yang tersedia di dalam negeri sehingga 80% sisanya masih harus diimpor. "Karena itu, kita akan lakukan pembenahan di hulunya," ujar Putu.

        Sementara itu, Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, mengatakan bahwa program Young Progressive Farmer Academy ialah bagian dari komitmen FFI untuk mengembangkan peternakan sapi perah dalam rangka meningkatkan produktivitas dan kualitas susu. Melalui program ini, diyakini dapat membina peternak muda skala kecil di Indonesia agar bisnis peternak sapi perah mereka makin berkembang.

        "Program ini sejalan dengan tujuan perusahaan: Nourishing Indonesia to Progress, di mana diharapkan para peternak muda yang dapat berkontribusi besar dalam mempertahankan bahkan mempercepat laju pertumbuhan sektor peternakan dan industri susu di Indonesia," ujarnya.

        Seleksi program FFI Young Progressive Farmer Academy dilakukan secara tertutup dengan bekerja sama melalui belasan koperasi susu yang tersebar di Jawa untuk menjaring para peternak muda berusia 25-35 tahun yang memiliki 5-8 ekor sapi perah laktasi, dan bernaung di bawah mitra koperasi FFI dari seluruh Indonesia. Persyaratan lainnya antara lain wajib memiliki lahan minimal 50 m2 guna pengembangan, bersedia belajar dan mengimplementasikan cara beternak yang baik, dan berani menerima tantangan dalam pengembangan bisnis.

        Para peternak muda yang mendaftar wajib menyusun dan melampirkan perencanaan bisnis, lalu pada bulan Juni akan dipilih 30 perencanaan terbaik yang ditentukan oleh para juri ahli dan juri panel yang terdiri dari para ahli, akademisi dan media, serta Kementerian Pertanian Republik Indonesia dan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia.

        Baca Juga: Kemenperin Pacu Digitalisasi Sektor Manufaktur

        Selanjutnya, dari ke-30 perencanaan bisnis, akan diselekasi 12 perencanaan bisnis terbaik oleh para dewan juri akan melakukan verifikasi dan wawancara dengan peserta di lapangan. Selanjutnya, para pemenang akan diberangkatkan ke Belanda untuk mengikuti studi banding dan pembelajaran terkait praktik manajemen peternakan sapi perah yang baik bersama peternak lokal Belanda pada bulan September 2023.

        Diharapkan, dalam tiga tahun ke depan, para peserta FFI Young Progressive Farmer Academy dapat mengembangkan bisnisnya hingga skala medium dengan 10-20 ekor sapi perah laktasi. Peningkatan skala bisnis ini memungkinkan peternak untuk melakukan efisiensi biaya dengan penerapan teknologi praktis di kandang, seperti penggunaan mesin perah dan silase untuk pakan.

        "Penerapan peternakan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan akan mudah diaplikasikan. Diharapkan, peningkatan skala peternakan ini juga akan mendorong kenaikan pendapatan sampai 50%," tegasnya.

        Ketua Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Dedi Setiadi, juga menambahkan, hadirnya dari industri merupakan langkah yang strategis dalam upaya bersama untuk meningkatkan skala bisnis sekaligus kesejahteraan ekonomi dari para peternak sapi perah.

        "Untuk jangka panjang, program seperti Young Progressive Farmer Academy dari FFI ini akan ikut berkontribusi dalam meningkatkan populasi sapi perah dan serta penyediaan susu segar dalam negeri di Tanah Air," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: