Salah Besar Jika Menyebut Anies Baswedan Biang Kerok Perpecahan di Masyarakat, Refly Harun: Salahkan Presiden Jokowi!
Pakar Hukum Tata Negara dan Pengamat Politik Refly Harun menyoroti anggapan kubu pro kekuasaan yang menuding Anies Baswedan merupakan biang kerok perpecahan di masyarakat terkait Pilkada DKI Jakarta 2017.
Refly menilai justru Presiden Jokowi lah yang memicu perpecahan yang ada di masyarakat.
“Saya sering mengatakan ini triger-nya presiden Jokowi sendiri,” ujar Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Senin (5/6/23).
Bukannya tanpa alasan, Refly menilai Jokowi meninggalkan “jejak” terkait Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.
Hal tersebut adalah cawe-cawenya Jokowi mendukung Ahok sebagai petahana dan stigmatisasi radikal/intoleran ke kubu non pro pemerintah yang tak kunjung dicarikan solusi.
“Ada dua hal yang saat ini jadi warisan Pilkada DKI yaitu cawe-cawe di mana Jokowi mendukung Ahok di Pilkada 2017 tetapi dikalahkan oleh Anies warga Jakarta,” jelasnya.
“Yang kedua terkait stigmatisasi yang terus menerus dipelihara,” tambahnya.
Karenanya, menurut Refly, menyalahkan Anies Baswedan adalah sebuah hal yang tidak tepat.
Hal ini menurutnya makin relevan jika melihat beberapa sikap Jokowi yang menurut Refly mencerminkan hal tersebut. Salah satu yang ia singgung adalah perihal relawan yang sempat heboh blak-blakan lapor ke Jokowi ingin berperang dengan pihak pengkritik Jokowi. Menurut Refly, Jokowi kerap menunjukkan dirinya presiden relawan bukan presiden rakyat Indonesia.
“Kalau kita bicara tentang keterbelahan bangsa ini salahkan primus interpares, bukan Anies Baswedan, tapi Presiden Jokowi yang lebih menampilkan diri sebagai presiden relawan. Dan mengtentertint orang yang membelah bangsa ini most of the time dengan alasan kubu Jokowi itu harus dibela,” jelasnya.
“Bayangkan ada seorang kepala badan yang mengadu untuk berperang dengan sesama anak bangsa di depan Jokowi dan Jokowi menunjukkan gesture ‘senang’ seolah-olah bahwa dia dibela, dia punya prestasi, orang yang mengkritik dia salah, terbukti orang yang ngajak perang dengan pengkritik Jokowi itu seperti memberikan sinyal bahwa pendukung Jokowi jauh lebih banyak,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: