Stafsus Kemenaker Sebut Tenaga Kerja Sektor Informal Jadi Andalan Indonesia Selama 2022
Data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyebut bahwa enam dari sepuluh orang Indonesia bekerja di sektor informal.
Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan Dita Indah Sari menjelaskan bahwa pekerja informal merupakan orang yang bekerja sendiri, dibantu oleh keluarga, paruh waktu, dan lain-lain. Ia mengatakan sektor informal tidak boleh dikonotasikan buruk karena di negara-negara besar sektor informal menjadi salah satu penyumbang perekonomian.
“Jadi, memang makna pekerja informal itu kan orang yang bekerjanya sendiri atau dia bekerja sendiri tapi dibantu oleh keluarganya yang tidak dibayar, atau bekerja paruh waktu dan sebagainya. Sektor informal itu tidak selalu buruk, justru negara-negara besar seperti Jepang itu topangan dari sektor informalnya atau UMKM-nya besar,” kata Dita, dikutip dari kanal Youtube CNBC Indonesia pada Jumat (9/6/2023).
Baca Juga: Pekerja Informal Makin Tinggi di Indonesia, Ekonom Indef: Pemerintah Perlu Buat Regulasi
Ia menjelaskan sektor informal memang belum diatur secara khusus di dalam undang-undang. Namun, ia menyebut produk hukum lain misalnya Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan membantu mengatur mengenai skema penggajian kepada pekerja informal.
“Makanya kemudian kita coba juga membuat sektor UMKM ini bisa tetap tumbuh, tapi tetap juga diberikan fleksibilitas. Misalnya dalam PP Nomor 36 tentang Pengupahan, kita membuat aturan bahwa upah bagi para pekerja sektor UMKM itu boleh sesuai kesepakatan, jadi tidak harus mengikuti standar upah minimum provinsi atau upah minimum kabupaten yang memang sangat bias manufaktur,” jelasnya.
Dita mengklaim bahwa pekerja sektor informal spesifiknya di luar negeri merupakan andalan Indonesia selama tahun 2022, di saat Indonesia memasuki fase pemulihan ekonomi imbas pandemi Covid-19. Pekerja tersebut tersebar dalam berbagai sektor, tidak hanya pada sektor rumah tangga saja.
“Sektor tenaga kerja luar negeri juga kita perhatikan. jadi di tengah kita baru pulih dari Covid, lalu di dalam negeri susah lapangan tenaga kerja dan sebagainya, kita di tahun 2022 memberangkatkan 270.601 pekerja ke-26 negara penempatan. Dan sektornya beragam, bukan lagi hanya pekerja rumah tangga, tapi juga konstruksi, kilang atau pabrik, kelautan, pertanian, dan juga sawit kalau untuk di Malaysia,” bebernya.
Lebih lanjut, negara-negara dengan populasi lansia yang cukup tinggi bisa menjadi potensi Indonesia dalam membidik sektor informal di luar negeri.
“Jadi ini juga salah satu sektor yang menurut saya bisa menjadi solusi. Apalagi ada age population di negara-negara seperti Jepang, Korea, dan Eropa yang membutuhkan ners dan atau tenaga older care. Itu sebuah sektor yang menurut saya sebuah peluang yang sangat mungkin kita manfaatkan di 2023,” tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: