Pendukung Pasti Dukung Prabowo Jika Anies Baswedan Gagal Masuk Putaran Kedua, PDIP Disebut Butuh Demokrat untuk Menangkan Ganjar Pranowo
Pakar Hukum Tata Negara dan Pengamat Politik Refly Harun menilai mendekatnya PDIP ke Partai Demokrat berkaitan dengan strategi pemenangan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Menurut Refly, jika pada akhirnya Anies bisa maju di putaran pertama dengan asumsi gagal masuk putaran kedua, maka bisa dipastikan pendukung Anies termasuk berasal dari tiga partai pengusung (Demokrat-PKS-NasDem), akan beralih ke Prabowo Subianto.
“Bisa saja Kemudian Anies sebagai common enemy maka pada putaran kedua antara Prabowo dan Ganjar, yang menang Prabowo karena pendukung Anies akan ke Prabowo karena no choice tidak ada pilihan lain,” ujar Refly di kanal Youtube miliknya, dikutip Selasa (13/6/23).
“Tidak mungkin pendukung Anies ke Ganjar,” tambahnya.
Untuk mengatasi masalah peralihan dukungan pendukung Anies ke Prabowo itu, maka PDIP disebut perlu suara tambahan memastikan agar suara pendukung Anies tak semua beralih ke Prabowo dengan cara mendekati Partai Demokrat.
Refly menduga terjadi perbincangan mengenai tawaran kursi kementerian dari PDIP ke Demokrat apabila bersedia mendukung Ganjar di putaran kedua.
“Kalau yang bertemu itu adalah Ganjar dan Prabowo, ya Ganjar ingin pendukung Anies itu tidak ke Prabowo, karena itu mulailah dia mendekat ke Demokrat,” jelasnya.
“Seandainya Demokrat tetap di KPP mendukung Anies Baswedan, maka perjanjian politiknya bisa diletakkan begini, kalau seandainya Anies kalah, maka Demokrat akan dukung Ganjar Pranowo dengan option aaa-bbb-ccc dan lain sebagainya, termasuk portofolio kementerian dan lain sebagainya. Karena dalam politik tidak ada lawan dan Kawan yang abadi Yang ada adalah kepentingan,” tambahnya.
Sebelumnya, pertemuan antara sekjen PDIP dan Demokrat berlangsung. Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyebut pertemuan dengan Demokrat adalah upaya membangun komunikasi politik. Ia juga menyebut pertemuan tersebut untuk membahas agar pemilu dapat berjalan sebagaimana mestinya.
"Itu kan baru istilahnya membangun komunikasi dalam rangka agar Pemilu dapat berjalan dengan baik berjalan dengan demokratis dan hilang berbagai salah sangka yang tidak perlu karena komunikasi ini kan, dialog ini kan budaya kita, kultur kita, maka kami melakukan itu dan ternyata publik juga menanggapi sangat positif terhadap pertemuan yang kami lakukan," papar Hasto dikutip dari laman detikcom, Selasa (13/6/23).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: