Anies Baswedan Disebut Segera Dijadikan Tersangka, Musni Umar Beri Peringatan Serius: Bisa Picu People Power!
Guru Besar Hukum Tata Negara, Denny Indrayana kembali buat heboh publik dengan mengeluarkan analisis terbarunya yang menyebut Anies Baswedan akan segera dijadikan tersangka oleh KPK. Denny menyebut fenomena-fenomena politik yang terjadi beberapa waktu terakhir menunjukkan gelagat penjegalan oleh penguasa ke Anies benar adanya.
Mengenai hal ini, Eks Rektor Universitas Ibnu Chaldun, Musni Umar blak-blakan berharap apa yang disampaikan oleh Denny mengenai rezim Jokowi ingin menjadikan Anies tersangka tidak terjadi.
Menurut Musni, jika hal itu terjadi akan memicu dampak lanjutan seperti People power.
Semoga pernyataan Prof. Denny tidak menjadi kenyataan,” cuit Musni di akun twitter pribadinya, dikutip Kamis (22/6/23).
“Jika terjadi, maka akan dijadikan pemicu terjadinya people power yg banyak disuarakan belakangan ini,” tambahnya.
Sebelumnya, Denny Indrayana menyebut Anies bakal segera dijadikan tersangka oleh KPK. Ia mengungkapkan demikian karena menurutnya Cawe-cawe Jokowi dan kekuasaan menunjukkan ada upaya penjegalan terhadap Anies.
Menurut Denny, fenomena-fenomena politik yang terjadi beberapa waktu terakhir menunjukkan gelagat penjegalan oleh penguasa ke Anies benar adanya.
“Setelah KPK 19 kali ekspose, ini pemecah rekor, seorang anggota DPR menyampaikan, Anies segera ditersangkakan. Semua komisioner sudah sepakat. Makin terbaca, kenapa masa jabatan para pimpinan KPK diperpanjang MK satu tahun. Untuk menyelesaikan tugas memukul lawan-oposisi, dan merangkul kawan-koalisi, sesuai pesanan kuasa status quo,” demikian tulis Denny dalam rilis tertulisnya, Rabu (21/6/23).
Karenanya, Denny menyebut sangat mungkin Anies akan segera ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
“Anies segera jadi tersangka korupsi di KPK,”
“Pentersangkaan adalah salah satu skenario pamungkas Istana untuk menjegal Anies Baswedan menjadi kontestan dalam Pilpres 2024,” tambahnya.
Denny menilai apabila upaya menjegal Anies lewat hukum benar adanya, maka ada maksud yang lebih besar yang diinginkan Jokowi dan kekuasaan. Hal tersebut adalah upaya penundaan pemilu dan memperpanjang kekuasaan.
“Saya berharap, Presiden Jokowi menghentikan cawe-cawenya, termasuk mentersangkakan dan menjegal Anies,” ungkapnya.
“Kalau masih diterus-teruskan, menjadi pertanyaan apa maksud dan tujuannya? Salah satu hipotesis yang tidak terhindar terlintas di kepala saya adalah, Presiden Jokowi justru mengundang ketidakpastian dan kegaduhan, yang ujungnya menunda pemilu, dan memperpanjang masa jabatannya sendiri. Semoga hipotesis saya keliru,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: