Alumni ITB Ini Bongkar Rahasia agar Foto Produk UMKM Lebih Menarik di Mata Konsumen
Mengombinasikan high speed photography dalam product photography dapat membuat hasil foto yang lebih menarik bagi konsumen.
Fotografer profesional asal Kota Bandung, Michael Tanera, mengatakan, dalam dunia advertising yang membutuhkan high speed photography, juga perlu melakukan post production, dalam hal ini Digital Imaging. Michael menjelaskan, umumnya dia menggunakan perangkat lunak Adobe Photoshop dan Adobe Lightroom.
Baca Juga: Karabha Digdaya Dorong UMKM Lokal untuk Menjadi Eksportir
"Oleh karena itu, saya pun mengikuti pelatihan adobe photoshop dan lightroom secara terpisah untuk menyempurnakan hasil foto saya," kata Michael kepada wartawan di Bandung, Kamis (6/7/2023).
Selain itu, pada praktiknya harus menguasahi fitur-fitur yang tersedia pada kamera dengan terus bereksperimen dan bereksplorasi dengan diafragma, light meter, depth of field, sensor dan field, ISO, Autofocus, pencahayaan dan berkolaborasi dengan alat atau aksesoris lainnya untuk menghasilkan gambar yang maksimal atau out of the box.
Berbeda dari momen photography seperti prewedding, couple session, wedding, product photography dititikberatkan pada kejelasan dan keaslian produk, kerapian, dan ketajaman hasil sehingga dapat dilihat jelas oleh para calon customer.
Sebagai seorang fotografer, klaim profesional akan disematkan pada seseorang bila menghasilkan karya foto yang spektakuler. "Namun sesungguhnya, di balik itu bagaimana seorang fotografer dapat mengasah kemampuannya untuk dapat memperoleh pengetahuan dan dapat melayani konsumen tanpa komplain," ungkapnya.
Alumni ITB ini juga mengaku memiliki tantangan tersendiri saat menciptakan karya foto yang unik, berkualitas, memberi inspirasi, dan selalu tidak berhenti bereksperimen serta tidak berhenti berinovasi.
Kreativitas seorang fotografer profesional dalam menciptakan karya yang berbobot, bercita rasa seni dan mempunyai makna dan arti bagi penikmat foto atau pengguna jasa fotografer juga sang fotografernya sendiri. "Perkembangan teknologi juga memengaruhi hadirnya fotografer profesional meskipun bukan segalanya karena dengan jiwa seorang fotografer akan bereksplorasi dan berkreativitas untuk mendapatkan karya yang maksimal," katanya.
Michael mengungkapkan keinginanannya untuk membantu UMKM naik kelas saat dirinya berbagi pengalaman dengan salah satu owner brand batik di Indonesia. Owner bercerita bahwa produk UMKM perlu dibantu untuk dipasarkan di era digital, apalagi saat pandemi melanda di mana mayoritas UMKM tidak dapat menjual barang–barangnya karena pembatasan aktivitas, baik saat produksi maupun saat berdagang.
"Banyak cerita dari owner brand batik tersebut yang membuat saya sadar bahwa jika bukan kita yang membantu, siapa lagi. Sementara, mereka memiliki keluarga di rumahnya yang membutuhkan biaya untuk kelangsungan hidupnya," ungkapnya.
Michael pun ingin bisa menjangkau dan memberikan edukasi, terlebih di bidang photography bahwa visual dari brand mereka merupakan hal pertama yang dapat menarik hati customer untuk membeli, seperti yang dia lakukan dulu saat di Taiwan.
"Ke depannya saya bersama teman saya, Gloria Imanuella, sedang membangun studio foto, yaitu Berjiwa Studio di daerah Sukaresmi, Bandung yang kemudian akan diperuntukkan memperbanyak slot photo untuk melayani client secara private," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: