Renovasi JIS Sarat Kepentingan Politis, Demokrat Ungkit Proyek Hambalang: Pemerintah Tak Meneruskan
Ketua DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron, menilai, wacana renovasi Jakarta International Stadium (JIS) yang akan dilakukan pemerintah pusat mengandung muatan politis. Pasalnya, dia menilai JIS merupakan karya bangsa yang menjadi kebanggaan negara.
Hal itu dia ungkap menyusul inspeksi JIS yang dilakukan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bersama Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir beberapa waktu lalu. Berdasarkan inspeksi tersebut, pemerintah pusat berencana merenovasinya dengan menggelontorkan dana sebesar Rp6 miliar.
Baca Juga: Sambil Menyelam Minum Air, Rumput JIS Jadi Ajang Jatuhkan Anies Sekaligus Selamatkan Jokowi?
"Sesuatu yang sifatnya politik semestinya tidak terlalu jauh di bawah pada hal-hal yang ini menjadi kebanggaan bangsa, misalkan JIS di sini kan sudah dibangun. Ini bukan milik mas Anies Baswedan, melainkan milik negara yang dibangun dari alokasi keuangan DKI Jakarta," kata Herman saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (7/7/2023).
Herman juga mengaitkan kisruh renovasi JIS dengan penjegalan Anies Baswedan di Pilpres 2024. Menurutnya, politisasi renovasi JIS berbau penjegalan bagi capres Koalisi Perubahan itu. "Ya arahnya kalau tidak ke situ (penjegalan), ke mana lagi?" katanya.
Dia pun mengungkit proyek Hambalang yang hingga kini terbengkalai. Menurutnya, mangkraknya pembangunan Hambalang bukan dari era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Pasalnya, pasca-Pemerintahan SBY, kawasan Hambalang diberi garis polisi yang membuat pembangunan itu tak bisa dilanjutkan. Herman pun menyebut, pembangunan bisa dilanjut setelah proses hukum selesai.
"Setelah selesai masa pemerintahan SBY kan nggak ada (yang melanjutkan pembangunan Hambalang). Yang membuat mangkrak bukan Pak SBY, melainkan pemerintahan selanjutnya tidak meneruskan," paparnya.
Dia pun menyebut, program infrastuktur pada masa pemerintahan sebelumnya bisa dioptimalkan tanpa membangun opini. Oleh karenanya, dia menilai JIS mesti dianggap sebagai monumen karya anak bangsa.
"Sekarang kalau mau ada turnamen dunia atau piala dunia U 17, kalau JIS mau digunakan ya gunakan saja. Jangan kemudian rumputnya terlalu banyak sandiwara," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: