- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Sriwijaya Air Sebentar Lagi Melantai di Bursa, Yuk, Kepoin Dulu Perusahaannya!
Kabar bahagia baru saja menghampiri Sriwijaya Air secara bertubi-tubi. Salah satu maskapai penerbangan terbesar di Indonesia itu tidak hanya terlepas dari jerat pailit tetapi juga mengumumkan niatnya untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Nah, sebelum masa penawaran umum dimulai, ada baiknya kamu mengetahui terlebih dahulu latar belakang dan kinerja keuangan Sriwijaya Air melalui artikel berikut ini.
Mengenal Sriwijaya Air: Maskapai yang Lahir dengan Tujuan Menyatukan Nusantara
Pada peringatan Hari Pahlawan beberapa tahun silam, tepatnya tanggal 10 November 2003, Sriwijaya Air resmi beroperasi. Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber, diketahui bahwa perusahaan tersebut didirikan dengan misi menyatukan seluruh kawasan Nusantara layaknya Kerajaan Sriwijaya di masa lalu. Hal tersebut kemudian diimplementasikan melalui pengembangan transportasi udara.
Keluarga Lie, alias Hendry Lie dan Chandra Lie, bersama Johannes Bundjamin dan Andy Halim adalah sosok berjasa di balik berdirinya Sriwijaya Air. Perintisan perusahaan tersebut dimulai dengan beroperasinya satu armada Boeing 737-200. Setelah berhasil membuktikan eksistensinya di dunia penerbangan, Sriwijaya Air mulai melakukan penambahan armada hingga per tahun 2022 lalu, perusahaan itu tercatat mempunyai 15 pesawat terbang.
Baca Juga: Pertamina International Shipping Matangkan Strategi untuk IPO 2-3 Tahun Lagi
Selama menjalankan bisnisnya, Sriwijaya Air tidak lepas dari ujian dan tantangan. Pada 9 Januari 2021 lalu, misalnya, Sriwijaya Air Penerbangan 182 mengalami kecelakaan karena adanya kesalahan pada sistem autothrottle yang mengakibatkan pilot error.
Kejadian tersebut tentunya meninggalkan duka mendalam untuk keluarga yang ditinggalkan. Sebagai bentuk pertanggung jawaban sekaligus ucapan belasungkawa, maskapai penerbangan tersebut memberikan uang kerohiman sebesar Rp250 juta per ahli waris. Selain itu, keluarga korban kecelakaan juga menerima sejumlah santunan dari Kementerian Perhubungan yang jika dikalkulasikan mencapai Rp1,5 miliar.
Sriwijaya Air juga mengalami tantangan dalam bentuk kepemilikan utang. Merujuk dari berbagai sumber, dilaporkan bahwa maskapai penerbangan itu terlilit utang sebesar Rp7,6 triliun kepada 76 kreditur berbeda. Salah satu kreditur yang diutangi oleh Sriwijaya Air adalah PT Pertamina (Persero) dengan nominal mencapai Rp942 miliar.
Utang Diampuni, Sriwijaya Air Siap Melantai di Bursa Tahun Ini?
Pada 31 Oktober lalu, Sriwijaya Air menerima pengampunan utang setelah pengajuan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)-nya dikabulkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Tujuh puluh dari tujuh puluh enam kreditur yang mewakili berbagai perusahaan sepakat untuk berdamai dengan Sriwijaya Air. Hal inilah yang mendorong perusahaan maskapai itu untuk melakukan penawaran umum.
Lead Restructuring Counsel sekaligus Kuasa Hukum Sriwijaya Air, Hamonangan Syahdan Hutabarat, mengungkapkan bahwa go public perusahaan memang sudah termasuk dalam bagian proposal perdamaian PKPU.
"Memang niatan dari awal Sriwijaya Air harus lebih baik dari sebelum PKPU. Jadi, langit ini mau dipenuhi sama biru putih merah (warna khas Sriwijaya Air) lagi. Salah satu rencana bisnis adalah adanya IPO," ungkapnya dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu.
Syahdan menambahkan, penyelesaian utang kepada setiap kreditur mempunyai tenggat waktu yang berbeda-beda. Ada yang delapan tahun, namun ada pula yang lima belas tahun. Menurutnya, tenggat waktu lima belas tahun diperuntukkan oleh beberapa kreditur yang sifat tagihannya lessor nonaktif alias sudah tidak ada mesin karena pesawatnya sudah ditarik.
Baca Juga: Jelang IPO, Yuk, Cermati Latar Belakang dan Target Cinema XXI!
Kendati demikian, sampai saat ini, Sriwijaya Air belum membeberkan tanggal pelaksanaan penawaran umum, jumlah saham yang ditebar, target perolehan dana, maupun rencana detail lainnya. Oleh sebab itu, mari kita tunggu kabar selanjutnya dari pihak Sriwijaya Air perihal Initial Public Offering (IPO) perusahaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Tag Terkait: