Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Teliti Sumber Informasi, Cara Tangkal Hoaks yang Beredar Luas

        Teliti Sumber Informasi, Cara Tangkal Hoaks yang Beredar Luas Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kalimantan dengan tema "Bijak dan Cakap Menghadapi Informasi Hoax" pada Senin (17/7/2023).

        Kali ini hadir pembicara-pembicara program kegiatan Literasi Digital #MakinCakapDigital di tahun 2023 yang ahli di bidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain Wakil Rektor III Universitas Primakara, I Gede Putu Krisna Juliharta; CEO Guru YouTuber dan Dosen Pascasarjana UMJ, Dirgantara Wicaksono; dan Relawan TIK Kalimantan Timur, Soraya Pratiwi.

        Baca Juga: Batasi Kebebasan Berekspresi, Jangan Langgar UU ITE dengan Sebar Hoaks, Video Asusila, dan Mencemarkan Nama Baik

        Teknologi digital dan internet memberikan keleluasaan dalam penyebaran informasi, di mana saat ini bisa didapat dari berbagai platform tak hanya media mainstream. Seiring perkembangan itu, pengguna internet di Indonesia pun kian bertumbuh, terutama saat pandemi Covid-19 selama hampir tiga tahun.

        Survei We Are Social dan HootSuite pada awal 2023 yang mengungkapkan bahwa pengguna internet di Indonesia terus bertambah pesat dan kini mencapai 212,9 juta atau 77 persen dari total penduduk. Namun, data BPS pada 2018 menyebutkan bahwa dari tiga sub indeks, Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia, sub indeks keahlian yang memiliki skor paling rendah menurut data yang dirilis 2019.

        Literasi digital untuk pemahaman mengenai kecakapan digital, budaya, hingga etika termasuk penanggulangan penyebaran hoaks atau berita bohong di internet yang meresahkan sangat diperlukan.

        "Tema hoaks yang muncul di awal 2023 ternyata hoaks politik masih merajai sebesar 35 persen. Karena itu, kita harus cermat dalam membaca informasi," ungkap Relawan TIK Kalimantan Timur, Soraya Pratiwi, saat menjadi narasumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan, Senin (17/7/2023), dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta.

        Lebih lanjut ia mengatakan, apalagi mendekati pemilu, hoaks politik akan makin banyak lagi disebarkan di media sosial dan grup WhatsApp. Isi informasi hoaks biasanya memberikan sentimen negatif atau harapan palsu, dan ujaran kebencian.

        Hoaks menjadi mudah menyebar karena literasi digital dan kemampuan berpikir kritis masyarakat belum merata. Masyarakat juga belum cakap memilah sumber informasi antara media pers dan media abal-abal.

        "Hoaks merupakan kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat, ini sangat berbahaya apalagi di masa sekarang mendekati bulan pemilu," sambung Wakil Rektor III Universitas Primakara, I Gede Putu Krisna Juliharta, di kesempatan yang sama.

        Terdapat beberapa tipe hoaks yang beredar, biasanya yang dimunculkan adalah judul sensasional, sifatnya propaganda, dengan tujuan untuk mendapatkan traffic. Hoaks patut diwaspadai karena bisa meresahkan dan membuat panik masyarakat.

        Baca Juga: Perilaku Warga Digital Beretika, Berhati-hati dengan Hoaks dan Plagiarisme

        Narasumber berikutnya, CEO Guru YouTuber dan Dosen Pascasarjana UMJ, Dirgantara Wicaksono, menambahkan bahwa etika digital harus dijunjung saat seseorang berada di ruang digital yang juga terkait dengan mengendalikan penyebaran hoaks. "Gunakan bahasa yang sopan, hindari penggunaan kata multitafsir, dan hindari menyebarkan informasi sensitif terkait SARA," paparnya. 

        Pengguna media digital juga harus bijaksana dalam meneruskan informasi yang diterima sehingga memang harus cerdas dalam menangkap dan memilah informasi sebelum menyebarkannya untuk menghindari kesalahan. Lebih lanjut menurutnya, etika dalam berkomunikasi di dunia digital merupakan faktor penting yang harus dipraktikkan setiap individu karena di ruang digital terdapat begitu banyak perbedaan budaya dan etnis yang harus dihargai keberadaannya serta jangan sampai menyinggung.

        Sebagai informasi, Webinar Makin Cakap Digital merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dapat diakses melalui website literasidigital.id atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube Literasi Digital Kominfo.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: