Singgung Visi Indonesia Emas 2045, Airlangga Hartarto: Harus Ditopang Investasi Tinggi 6,8%
Menteri Koordinator Perekonomian RI, Airlangga Hartarto menyinggung soal Visi Indonesia Emas 2045. Airlangga memaparkan, untuk mencapai negara berpenghasilan tinggi jelang 2045, pertumbuhan 5% saat ini masih tidak cukup dan harus ditopang investasi yang tinggi sebesar 6,8%.
“Agar dapat mencapai negara berpenghasilan tinggi menjelang 2045, yaitu di kisaran tahun 2038-2041, pertumbuhan 5% tidak cukup. Jadi, pertumbuhan yang diharapkan adalah 6% sampai 7%, dan ini tentu harus ditopang oleh investasi yang tinggi, yaitu 6,8%,” papar Airlangga di acara Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata di Jakarta, Kamis (20/7/2023).
Airlangga juga menjelaskan, sasaran Indonesia menuju negara berpenghasilan tinggi di tahun 2024-2045 yakni memiliki produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp9,8 triliun, menjadi negara kelima terbesar di dunia dengan pendapatan per kapita US$30.300, jumlah penduduk berpenghasilan menengah sebesar 80%, dan kontribusi industri manufaktur sebesar 28%.
Baca Juga: Sebut Hilirisasi Bisa Bawa Indonesia Jadi Negara Maju, Ekonom: Lawan Intervensi IMF!
“Hari ini sekitar 19% dan akan menyerap 25,2% dari tenaga kerja,” sambung Airlangga.
Airlangga melanjutkan, pendekatan pembangunan ke depan harus bersifat transformatif, baik dari segi ekonomi, sumber daya manusia (SDM), kesehatan, pendidikan, pengembangan bisnis dan transformasi kebijakan. Ia menekankan kekuatan di SDM, khususnya angkatan tenaga kerja yang mendekati 70%.
“Jumlah populasi tenaga kerja ini besar dan akan masuk dalam bonus demografi dalam 13 tahun ke depan. Sehingga 13 tahun ini menjadi krusial karena per hari ini kita [memiliki] 274 juta penduduk terbesar keempat, [dan] angkatan kita mendekati 70%,” tutup Airlangga.
Baca Juga: Indonesia Kembali Naik Kelas, Mungkinkah Jadi Negara Maju Sebelum 2045?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti