Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Buntut Sebut AHY Kampungan, Luhut Binsar Pandjaitan 'Dikeroyok' Elit Demokrat: Arogan, Sok Kaya, Suka Merendahkan Orang!

        Buntut Sebut AHY Kampungan, Luhut Binsar Pandjaitan 'Dikeroyok' Elit Demokrat: Arogan, Sok Kaya, Suka Merendahkan Orang! Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pernyataan Menko marves, Luhut Binsar Pandjaitan membuat marah sejumlah elit Partai Demokrat. Sebelumnya, Luhut menyebut Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kampungan dan menuding AHY akan melakukan penjegalan kepada lawan jika berkuasa.

        Alhasil, Deputi Bakomstra DPP Partai Demokrat, Ricky Kurniawan menuding balik Luhut sebagai sosok yang arogan, sok berkuasa dan kaya hingga merendahkan orang lain. Bahkan, Luhut tak hanya merendahkan AHY tetapi juga menyepelekan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

        "Inikah hasil revolusi mental dari pemerintahan Presiden Joko Widodo? Sungguh Arogan sikapnya. Merasa paling berkuasa dan kaya, KPK saja disepelekan, semua orang dipandangnya rendah," kata Ricky Kurniawan di Twitter resmi Partai Demokrat.

        Baca Juga: Meski Bukan Orang Jawa, Erick Thohir Ternyata Unggul dari AHY Hingga Ridwan Kamil

        Wasekjen DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon juga turut mengecam Luhut. Jansen mengatakan sebaiknya Luhut fokus dalam tugasnya sebagai Menko Marves yang harus mencari investasi untuk negara, bukan sibuk mengurus Pilpres.

        "Fokus saja Anda (Luhut) soal investasi, Tesla dan lain-lain, yang menjadi bidang Anda. Di mana banyak juga hasilnya yang terasa kampungan. Untuk itu, Anda baiknya menjauh dulu dari urusan poltik dan hukum," tegas Jansen.

        Hal yang sama juga dituturkan Kepala Bakomstra dan Koordinator Jubir DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra. Ia meminta pemerintah menghentikan narasi kasar di ruang publik.

        Luhut seharusnya mengedepankan argumentasi, beradu data, fakta, tanpa perlu mengeluarkan emosi.

        "Yang kampungan itu, dikritik marah-marah, karena ini negara demokrasi bukan otoriter. Lebih baik mengedepankan argumentasi, beradu data, fakta, tanpa perlu mengeluarkan emosi," ujarnya.

        Sementara itu, AHY menyebut seharusnya pemerintah bisa bersikap terbuka dengan masukan dan kritik masyarakat.

        "Negara kita adalah negara demokrasi. Pemimpin, pemerintah tentu harus bersabar dan terbuka untuk mendapatkan feedback, masukan bahkan kritik. Apalagi kalau disampaikan dengan baik, niat yang baik disampaikan dengan baik dan konstruktif, kenapa tidak mendengarkan masukan dari rakyatnya sendiri," ujarnya.

        Untuk diketahui, sebelumnya Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo tak ada niat sedikit pun untuk menjegal bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan pada Pilpres 2024.

        Ia pun menyinggung tudingan yang dilontarkan AHY terkait pengajuan peninjauan kembali (PK) yang diajukan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko ke Mahkamah Agung (MA) untuk menjegal Anies adalah kampungan.

        "Saya bukan muji-muji presiden. Presiden itu bukan seperti yang dibilang Agus Yudhoyono tadi. Enggak betul sama sekali itu. Saya jamin enggak ada, kampungan itu menurut saya," kata Luhut di Program Rosi KompasTV.

        "Kenapa sih kita suka buruk sangka? Presiden itu saya kenal, tidak sama sekali dia mau melakukan itu. Beliau itu tidak pernah mau mencampuri masalah hukum, menjegal orang. Seperti tadi dibilang Agus mau dijegal partainya," ujarnya.

        Luhut bahkan menuding tuduhan yang dilontarkan AHY malah sebagai cerminan dirinya jikalau dia berkuasa.

        "Kan enggak mesti Pak Jokowi mencampuri urusan itu semua. Presiden itu sangat-sangat demokratis. Saya kenal, jadi kalau ada yang ngomong seperti itu, dirinya seperti itu. Kalau dia berkuasa akan jegal orang," tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: