Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Nggak Kapok dengan Tragedi Kapal Selam yang Mematikan, Pendiri OceanGate Kini Ingin Kirim Manusia Hidup di Venus!

        Nggak Kapok dengan Tragedi Kapal Selam yang Mematikan, Pendiri OceanGate Kini Ingin Kirim Manusia Hidup di Venus! Kredit Foto: JAXA/Planet-C Project Team
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Salah satu pendiri Ekspedisi OceanGate, Guillermo Sohnlein tampaknya tidak terpengaruh oleh tragedi kapal selam Titan yang mengerikan. Ia justru kini bertekad untuk melakukan perjalanan ekstrem dengan ambisi mengirim 1.000 manusia untuk hidup di koloni terapung Venus pada tahun 2050.

        Sohnlein ikut mendirikan OceanGate bersama Stockton Rush pada tahun 2009 tetapi kemudian mengundurkan diri pada tahun 2013. Namun, ia juga merupakan pendiri dan ketua Humans2Venus, yang dia gambarkan di LinkedIn sebagai usaha swasta yang berfokus pada membangun kehadiran manusia secara permanen di atmosfer Venus.

        “Lupakan OceanGate. Lupakan Titan. Lupakan Stockton. Kemanusiaan bisa berada di ambang terobosan besar dan tidak memanfaatkannya karena kita, sebagai spesies, akan ditutup dan didorong kembali ke status quo,” kata Sohnlein kepada Insider, sebagaimana dikutip dari New York Post di Jakarta, Senin (31/7/23).

        Baca Juga: RIP, CEO OceanGate Masuk Daftar 'Penemu yang Terbunuh dengan Penemuannya Sendiri'

        Outlet tersebut melaporkan bahwa pengusaha kelahiran Argentina berusia 57 tahun itu menunjuk pada temuan NASA yang mengatakan ada sepotong atmosfer Venus sekitar 30 mil dari permukaan tempat manusia secara teoritis dapat bertahan hidup.

        Visi Sohnlein adalah menciptakan koloni terapung yang dapat menahan asam sulfat di awan Venus yakni hanya satu elemen atmosfer planet yang membuatnya tidak dapat dihuni manusia.

        Namun, dia tidak membahas bagaimana stasiun luar angkasa yang diusulkan untuk sebanyak 1.000 koloni ini akan menangani angin topan dengan kecepatan 224 mil per jam yang juga merupakan karakteristik Venus, menurut NASA.

        “Ini aspirasional, tapi saya pikir itu juga sangat bisa dilakukan pada tahun 2050,” katanya kepada Insider.

        Dalam posting blog yang dibagikan ke situs web Human2Venus pada bulan Februari, Sohnlein menulis: “Saya bukan seorang insinyur atau ilmuwan, tetapi saya memiliki keyakinan tertinggi pada kemampuan keduanya. Oleh karena itu, saya selalu membayangkan bahwa mereka akan mampu mengatasi berbagai tantangan yang kita hadapi di lingkungan luar angkasa yang ekstrem.”

        Ia juga menjelaskan bahwa organisasi tersebut memilih Venus karena gravitasi.

        Venus sering disebut sebagai "planet saudara" Bumi karena ukuran dan susunan massanya yang mirip dan memiliki gravitasi permukaan yang hampir sama dengan Bumi.

        “Ketika saya berusia 11 tahun, saya berulang kali bermimpi bahwa saya adalah komandan komunitas manusia pertama di Mars,” tulis Sohnlein dalam postingan tersebut. “Saya telah menghabiskan lebih dari empat dekade sejak saat itu melakukan apapun yang saya bisa untuk membantu umat manusia menjadi spesies multi-planet.”

        OceanGate adalah usaha lain di mana Sohnlein mencari impian anak laki-lakinya, katanya kepada Insider. Dia mengatakan bahwa dia dan Rush sama-sama melihat eksplorasi bawah air, terutama menggunakan kapal selam berawak sebagai hal terdekat yang dapat dilakukan.

        Mimpi itu berakhir dengan tragedi ketika kapal selam Titan mengalami ledakan dahsyat dalam perjalanannya ke kapal karam Titanic yang terkenal bulan lalu, menewaskan kelima penumpang di dalamnya, termasuk Rush yang sedang menavigasi kapal menggunakan pengontrol video game.

        Mirip dengan OceanGate, Humans2Venus akan beroperasi sebagai operasi yang didanai swasta yang bertujuan untuk membuat eksplorasi ruang angkasa lebih murah.

        "Saya dapat sepenuhnya memahami realitas politik dan ekonomi yang mencegah NASA mengadopsi visi 'Bulan, Venus, Mars, dan Seterusnya' alih-alih rencana jangka panjang 'Bulan, Mars, dan Seterusnya' saat ini," tulisnya.

        Menurut LinkedIn, Sohnlein adalah ketua WayPaver Foundation, hibah yang dipandu oleh penelitian yang, menurut situs webnya, telah mendanai upaya OceanGate dan Humans2Venus.

        Itu juga mendukung Blue Marble Exploration, sebuah perusahaan pameran terkenal yang didirikan oleh Sohnlein, yang juga menjabat sebagai kepala eksekutifnya.

        Tim Blue Marble Exploration telah melakukan lima perjalanan ke luar angkasa, mencapai puncak Gunung Everest dan memiliki rencana untuk menjelajah ke Dean's Blue Hole yang hampir belum dijelajahi pada tahun 2024 yakni gua laut terdalam kedua di dunia dengan kedalaman 663 kaki, kata situsnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: