Elektabilitas Anies di Bawah Ganjar dan Prabowo, Jusuf Kalla Buka Suara: di DKI Rendah, Tapi Menang
Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla, meyakini hasil penjajakan lembaga survei tidak melulu menentukan kemenangan calon presiden (capres) yang berkontestasi di Pilpres.
Hal ini merespons hasil lembaga survei yang menempatkan Bakal Calon Presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, yang berada di bawah Bacapres lainnya.
Baca Juga: Jusuf Kalla: Golkar Sangat Tergantung kepada Penguasa
Adapun, berdasarkan hasil survei Managing Director Utting Research John Utting, Anies Baswedan (27 persen) berada pada urutan terbawah setelah Bacapres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo (34 persen) dan Partai Gerindra Prabowo Subianto (33 persen).
Jusuf Kalla menyebut, pada Pilkada tahun 2017, elektabilitas Anies Baswedan juga menempati posisi ketiga di antara kandidat Gubernur DKI Jakarta lainnya. Kendati demikian, Anies Baswedan keluar sebagai pemenang dalam kontestasi tersebut.
"Waktu di DKI juga Anies terendah kan, posisi tiga tapi kemudian dia terpilih. Itu lebih kecil kurang lebih 7 juta pemilih diwakili 1200. Apalagi 1200 yang disurvei dengan jumlah pemilih 205 juta itu kan tidak mudah membawa ke situ," kata Jusuf Kalla saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (31/7/2023).
Jusuf Kalla juga membandingkan Anies Baswedan dengan Presiden Amerika Serikat 2016, Donald Trump. Dia menyebut, Donald Trump memiliki elektabilitas di bawah Hillary Clinton pada saat kontestasi tersebut.
"Trump juga rendah sekali elektabilitasnya menurut peneliti tapi Trump terpilih," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: