- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Raup Dana Rp2,25 Triliun, Saham Cinema XXI Jadi Incaran Para Investor
PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (Cinema XXI) perusahan yang bergerak industri bioskop ini resmi menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham CNMA pada 2 Agustus 2023.
Pada hari pertama ditransaksikan, saham CNMA menjadi incaran para investor hingga melesat 46 poin atau 17,04% ke posisi Rp316 per saham dari harga penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) Rp270 per lembar saham.
Direktur Utama PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, Hans Gunadi mengatakan bahwa dengan prospek peningkatan jumlah masyarakat berpenghasilan menengah dan kondisi demografi yang terus meningkat, serta semangat untuk terus memberikan layanan hiburan menonton film dengan kualitas terbaik, tanpa kompromi dan harga yang terjangkau, perseroan yakin inilah saat yang tepat untuk melaksanakan IPO dan menjadi perusahaan publik
“Hari ini, Cinema XXI memulai sebuah milestone penting, yakni menjadi perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Selama 35 tahun berkarya, Cinema XXI berhasil melewati beragam krisis, baik ekonomi, politik, dan yang baru saja kita lewati bersama, pandemi Covid-19. Saat ini, dengan pertumbuhan kinerja yang baik, dan berdasarkan Survei oleh Euromonitor International di awal tahun 2023, Cinema XXI menjadi operator jaringan bioskop terbesar di Indonesia dalam hal pendapatan gross box office, jumlah penonton, dan juga jumlah layar,” ujarnya, di Jakarta, Rabu (2/8/2023).
Baca Juga: Tawarkan 8,33 Miliar Saham ke Publik, Cinema XXI Incar Dana Segar Rp2,4 Triliun
Optimisme Cinema XXI akan prospek pertumbuhan industri bioskop di Indonesia tecermin dari minat investor pada masa penawaran awal yang telah berlangsung pada tanggal 10 – 14 Juli 2023 dan masa penawaran umum yang telah berlangsung pada tanggal 27 – 31 Juli 2023 lalu.
Menurut Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana, saham IPO Cinema XXI mengalami kelebihan permintaan atau oversubscription. “Minat investor dalam penjatahan terpusat atau pooling tranche sangat tinggi. Itu sebabnya terjadi kelebihan permintaan atau oversubscription terhadap saham Cinema XXI hingga 25,7 kali. Oleh karena itu, pooling allocation mengalami peningkatan dari 2,5% menjadi 12,5% dari seluruh jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO Cinema XXI sebagai dampak dari oversubscription tersebut,” ujar Oki Ramadhana.
Hans pun Pendanaan yang diperoleh dari IPO akan memperkuat permodalan dan mendukung perluasan jejaring bioskop Cinema XXI. Selain itu, IPO akan menjadi momentum bagi Cinema XXI untuk menjadi perusahaan publik dengan Tata Kelola Perusahaan (GCG) yang baik.
“Kami menyambut baik dan mengapresiasi respon positif dari para investor. Kami juga meneguhkan komitmen kami terhadap Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG), termasuk mengokohkan komitmen kami dalam mengembangkan industri film Tanah Air,” tambah Hans.
Diketahui, Cinema XXI menerbitkan 8.33 miliar saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau 10,0% dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) dengan harga penawaran sebesar Rp270 untuk setiap lembar saham. Dari keseluruhan proses IPO, Cinema XXI mengumpulkan total dana sebesar Rp2,25 triliun.
Baca Juga: Walau IPO Global Melambat, Pasar Negara Berkembang Ternyata Bisa Tumbuh Pesat
Sekitar 65% dari dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk pendanaan belanja modal pengembangan jejaring bioskop Cinema XXI di Indonesia. Cinema XXI berencana untuk menambah jumlah layar sekitar 10% per tahun hingga lima tahun ke depan yang tersebar di berbagai lokasi di seluruh Indonesia.
Kemudian, sekitar 15% dana bersih yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk modal kerja, termasuk pembelian barang dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan usaha Cinema XXI. Sisanya, sekitar 20% akan digunakan untuk pembayaran lebih awal sebagian pokok utang bank Cinema XXI.
Asal tahu saja, Cinema XXI membukukan pendapatan sebesar Rp4,40 triliun pada tahun 2022 atau setara dengan 64% perolehan pendapatan pada 2019 sebesar Rp6,89 triliun, sementara Cinema XXI baru kembali beroperasi dengan kapasitas penuh pada Mei 2022.
Pada kuartal pertama 2023, pendapatan Cinema XXI meningkat sebesar Rp247,6 miliar atau 39%, menjadi Rp883,2 miliar dari sebelumnya sebesar Rp635,6 miliar untuk periode yang sama tahun 2022. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang dihasilkan oleh kegiatan usaha bioskop, makanan dan minuman, iklan dan kegiatan usaha lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: