Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perusahaan Asal China Terkesan dengan Kawasan Industri Kendal dan Batang, Soroti Keseriusan Pemerintah Dukung Investasi

        Perusahaan Asal China Terkesan dengan Kawasan Industri Kendal dan Batang, Soroti Keseriusan Pemerintah Dukung Investasi Kredit Foto: Kementerian Investasi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Staf Khusus (Stafsus) Peningkatan Pengusaha Nasional Kementerian Investasi, M Pradana Indraputra, mendampingi delegasi Deli Group dari China meninjau Kawasan Industri Kendal (KIK) dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).

        Direktur Utama Deli Group Lou Fuan, Wakil Direktur Utama Amanda Wang, dan Managing Director Deli Indonesia Peter Lim, melakukan peninjauan dengan harapan Deli Group dapat membangun pabrik alat tulis kantor (ATK) di Indonesia.

        Baca Juga: Kejagung Tahan Eks Dirjen Minerba, CERI: Berdampak Positif pada Investasi Hilirisasi Pertambangan

        "Pertemuan dengan Deli Group adalah kesempatan yang sangat baik untuk menunjukkan kapasitas Indonesia dalam penyediaan lahan, tenaga kerja, utilitas, dan segala yang dibutuhkan investor asing untuk membangun pabrik di Indonesia," kata Stafsus termuda Bahlil Lahadalia ini. 

        Sementara itu, Managing Director Deli Indonesia, Peter Lim, mengaku terkesan dengan Kementerian Investasi atas kunjungan dua kawasan industri tersebut lantaran sudah memiliki infrastruktur. 

        "Kami, Deli Group sangat terkesan dengan pelayanan teman-teman di Kementerian Investasi. Kementerian Investasi melakukan jemput bola kepada calon investor, dan kami pun diberikan pendampingan serta dijelaskan mengenai keuntungan investasi di Indonesia," katanya.

        "Kami sangat terkesan. Hari ini, kami mengunjungi dua kawasan industri; KEK Kendal dan KITB Batang. Kawasan Industri Terpadu Batang infrastrukturnya sudah jadi, harga lahan pun sangat terjangkau dan memang kompetitif dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya," ujarnya. 

        Pasalnya, pabrik ATK terbesar di Asia itu telah membangun pabrik di Vietnam, tetapi mereka beranggapan bahwa lahan di Vietnam semakin terbatas dan berakibat mempersempit ruang perkembangan Deli Group di Asia Tenggara.

        Dikatakannya, poin-poin inilah yang malah menjadi kekuatan Indonesia dalam membangun kawasan industri.

        Peter Lim menambahkan, dua kawasan industri tersebut memiliki keunggulan lain, seperti akses baik darat dan laut juga mengenai tempat cadangan air atau reservoir.

        "Ada akses langsung ke tol, ada reservoir, dan nantinya akan dibangun Pelabuhan langsung di dalam Kawasan Industri Batang. Jadi kami diberikan beberapa opsi dalam urusan pengiriman logistik. Namun kami masih perlu mendalami tentang insentif-insentif yang ada," ungkapnya.

        Lebih lanjut, Peter Lim menguraikan alasan Deli Group ingin membangun pabrik ATK di KIK dan KITB. Ia menyebut Indonesia sangat bagus dalam sektor bisnis ATK mengingat negara dengan populasi terbesar keempat di dunia.

        "Sektor bisnis alat tulis sangat bergantung kepada jumlah populasi sebuah negara dan juga demografi penduduk yang produktif," tuturnya.

        "Saat ini Indonesia sebagai penduduk dengan populasi terbesar keempat di dunia adalah salah satu negara yang memiliki kriteria tersebut diatas sehingga sangat dipastikan bahwa sektor alat tulis di Indonesia pasti masih sangat bagus," paparnya.

        Sementara, Peter Lim menjelaskan target Deli Group setelah pabrik ATK di KIK dan KITB terbangun. Setidaknya ada tiga target besar yang ingin dicapai oleh perusahaan.

        "Yang pertama adalah untuk merealisasikan lokalisasi bisnis kami di Indonesia dan yang kedua kami berharap dengan relokasi sebagian produksi kami di dalam negeri dapat mengurangi biaya kami sehingga harga produk kami dapat lebih bersaing," jelas Peter Lim.

        Dia melanjutkan, target yang ketiga adalah Deli Group berharap melalui investasi ini kami dapat meningkatkan servis kami kepada masyarakat Indonesia.

        Untuk diketahui, Berdasarkan PP No. 12/2020, PMK No. 237/PMK.010/2020 jo. No.33/PMK.010/2021, dan Perdenas No. 1 2021, penanaman modal di KIK mendapat banyak kemudahan, termasuk holiday tax dan allowance tax.

        Pemberlakuan holiday tax memberikan keuntungan kepada perusahaan hingga 100% pengurangan PPh Badan selama 20 tahun. Sementara itu, tax allowance memberikan keuntungan berupa pengurangan penghasilan neto sebesar 30 persen dari nilai investasi selama 6 tahun bagi pelaku usaha kegiatan prioritas Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

        Baca Juga: Asyik! Investasi di Livin' by Mandiri Kini Makin Beragam, Terbaru Ada Reksa Dana dari Trimegah

        Sementara KITB memiliki keuntungan yang berbeda dibandingkan KIK. Yang pertama, harga lahan di KITB jauh lebih rendah dibandingkan KIK. Kedua, harga tenaga kerja masih dibawah KIK. Ketiga, akses tol yang langsung menuju pintu gerbang KITB.

        Terakhir, KITB mendapat kemudahan dukungan dari seluruh kementerian karena pasalnya KITB adalah miliki pemerintah. Namun di sisi lain, jika investor membangun pabrik di KITB, mereka tidak akan mendapatkan keringanan pajak seperti di KIK.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: